Kamis, 21 November 2013

1 Cara Jitu Menghadapi Scammer Bule Palsu

1355696684990424762

Setiap mendengar berita ada wanita tertipu scamer, hati saya miris sekali. Apalagi kalau yang ditipu wanita Indonesia. Sumpah deh ngga rela banget. Ada yang cepat sadar setelah mendengar dan membaca tulisan tentang scammer tapi ada juga yang ngeyel. Beberapa  teman  bilang ke saya bahwa keponakan, sepupu lagi kecantol bule palsu, dibilangin ngga percaya walau sudah suruh baca tulisan saya. Kalau sudah begitu maunya mereka ya biarkan saja, tapi saya tak akan berhenti menulis tentang scammer cinta.

Kadang saya berpikir kenapa wanita Indonesia banyak yang cari bule? Usaha ngga ada yang larang, tapi harus pakai logika . Kalau too good to be true, hati hatilah. Jangan dibutakan oleh rayuan pria . Lagi pula jodoh itu Allah yang tentukan, manusia cuma usaha.

Tak dapat dipungkiri masih banyak  wanita single  tergoda rayuan bule palsu alias scammers. Biasanya mereka kesepian, hidup sendiri. Begitu ketemu seseorang lewat internet dan penuh perhatian, ya udah langsung klepekan.

Belum lama di Australia ada seorang dokter wanita sebut saja Sandy , tertipu scamer yang mengaku berasal dari Brisbane, tapi sedang tugas di UK katanya punya proyek (tau tuh proyek apa-fey down). Si scammer memperlihatkan photo saat di Australia sedang memeluk dolphin. Ganteng ya udah pasti, (photonya boleh nemu  di internet). Sahabat Sandy sudah mengingatkan, tapi namanya juga sedang jatuh cinta mana mau dengar omongan orang. Tak lama Sandy mendapat berita bahwa “pujaan hati ” ada proyek di Nigeria tapi uangnya tidak cukup untuk nutup proyek, katanya dia sudah jual mobil dll.  Si pujaan telpon dari Nigeria dan Sandy sudah merasa curiga. Ia sempat bertanya kenapa harus di Nigeria , jangan jangan kamu scamer. Dengan suara yang sedih dan memelas si pujaan bilang

” Bagaimana kamu bisa berkata seperti itu? Kamu ngga percaya sama aku?” (hebatnya nih manusia berakting-fey down)

Tanpa ragu , demi cinta pada pujaan hati, Sandi mengirim uang sejumlah AUD 7.000 lewat  Western Union untuk tambahan modal. Seminggu kemudian si pujaan bilang ” Ternyata tidak mudah mengurus proyek di Nigeria, aku mau pulang saja ke Australia dan kita hidup bahagia bersama sama, tapi aku ngga ada ongkos tiket. Sudah habis habisan untuk proyek itu. ” Sandy curiga lagi, dia bertanya mana itenerary tiketnya, si pujaan kasih lihat print intenerary ( itu sih gampang, siapa juga bisa minta detail perjalanan-fey down). Yakinlah Sandy lalu kirim uang lagi USD 3.500.

Dengan hati bahagia pada hari yang ditentukan, Sandy berangkat ke airport untuk menjemput pujaan hati. Menunggu selama dua jam, sang kekasih tidak muncul. Penasaran ia tanya kebagian informasi penumpang, ternyata tak ada nama itu. Sandypun sadar telah ditipu, ia lapor polisi tapi sayang semua sudah terlambat karena uang sudah diambil. Tak lama hp Sandy berdering dari Nigeria tapi orang lain yang bicara ” Kekasih kamu kecelakaan, dia harus di operasi segera dan butuh dana AUD 3500.” Telpon langsung ia tutup ( keenakan nih scammer dapat duit boleh nipu, mau nambah lagi - fey down). Ketika Sandy mencoba menghubungi si scammer, telpon sudah tidak aktif.  Ia  marah dan malu pada diri sendiri, mengapa wanita berpendidikan seperti dia bisa tertipu scammer.  Ia berharap  pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi yang lain. (sumber : thatslife)

Kebiasaan yang dilakukan scammers :

1. Baru kenal sudah manggil baby honey bunny, i love you, i miss you

2. Terlalu muluk rayuannya kadang tak masuk akal, kenal seminggu udah ngomongin nikah

3. Perlihatkan photo bule ganteng ( padahal photo bule boleh comot dari internet, kasian pemilik photo yang asli - fey down). Soalnya mereka tahu banyak wanita tergila gila sama bule ganteng.

4. Pamer jabatan dan kemewahan karena mereka tahu ,  banyak wanita mudah kena rayuan apalagi plus kemewahan. Coba kalau yang merayu miskin, diladenin juga kagak.

5. Jika calon korban wanita muslim, dia akan berkata ” saya siap menjadi muslim, kamu ajari saya ya baby..” ( Tentu saja wanita muslim akan terpanggil jika ada yang ingin belajar tentang Islam apalagi sudah jadi kekasih walau cuma lewat chatting-Fey Down)

6. Mau datang, mau kirim hadiah? prettt!! Jangan mimpi mereka mau datang. Ujung ujungnya pasti minta kirim duit, alasan hadiah di tahan di airport.

Cara jitu menghadapi scammer palsu :

1. Jangan kasih kesempatan chat terlalu lama. Baru kenal suruh dia perlihatkan wajah lewat camera atau minta kirim photo shot lewat MMS atau FB saat itu juga.

2. Minta dia telpon, lihat nomornya dari mana. Bisa Malaysia , bisa juga UK atau dia ngaku di UK tapi ada di Nigeria. Artinya mereka menggunakan telpon dengan no awal +44 70 . Bagi yang tak mengerti dikira benar dari UK, padahal +44 70 adalah sebuah system telekomunikasi  di UK yang disebut 070 Follow me Numbers. Bisa diakses dari mana saja. Biasanya scamers menelpon dari Nigeria dengan menggunakan 070 ini. Silahkan cek  http://www.scamwarners.com/forum/viewtopic.php?f=3&t=16485

3. Kenali suaranya dan aksennya pasti beda dengan bule asli.

4. Test pakai ID lain dengan photo wanita lain, pura pura ingin kenalan dengan dia. Jamin dia layanin dengan rayuan gombal yang sama.

5. Minta lebih banyak photo, bilang mau ditempel di kamar tapi dengan pose berbeda.

Kalau mereka tak bisa melakukan apa yang kita minta, maka sudah pasti mereka adalah scammer cinta lagi cari mangsa. Waspadalah,  jangan sampai terjebak oleh mereka. Belajarlah dari pengalaman orang lain yang sudah jadi korban. Mungkin dia  tak bisa  menipu uangmu, tapi dia telah mencuri hatimu. Rugi tau!!


SUMBER. http://sosbud.kompasiana.com

Selasa, 19 November 2013

0 PERANG PADRI ; gerakan Harimau Nan Salapan

imam-bonjol Apabila diteliti masa Perang Padri di daerah Sumatera Barat dalam abad ke-19 dapat digolongkan kepada beberapa priode, yaitu:
(a) Periode 1809 – 1821
Periode ini adalah merupakan pembersihan yang ditakukan oleh kaum Padri terhadap golongan penghulu adat yang dianggap menyimpang dan bertentangan dengan syari’at Islam. Dalam masa ini terjadilah pertempuran antara kaum Padri melawan golongan penghulu adat.
(b) Periode 1821 – 1832
Priode ini adalah merupakan pertempuran antara kaum Padri dengan Belanda-Kristen yang dibantu sepenuhnya oleh golongan penghulu adat. Dalam masa ini sifat pertempuran telah berubah antara penguasa kolonial Belanda-Kristen yang mau menjajah Sumatera Barat yang dibantu oleh para penguasa bangsa sendiri yang berkolaborasi untuk mempertahankan eksistensinya sebagai penguasa yang ditentang secara gigih oleh kaum Padri.
(c) Periode 1832 – 1837
Periode ini adalah merupakan perjuangan seluruh rakyat Sumatera Barat, dimana kaum Padri dan golongan penghulu adat telah barsatu melawan penguasa kolonial Belanda-Kristen. Dalam masa ini rakyat Sumatera Barat dengan dipelopori dan dipmimpin oleh para ulama yang tergabunig dalam kaum Padri bahu-membahu di medan pertempuran untuk mengusir penguasa kolonial Belanda-Kristen dari Sumatera Barat.
Latar Belakang

Latar belakang lahirnya kaum Padri mempunyai kaitan dengan gerakan Wahabi yang muncul di Saudi Arabia, yaitu gerakan yang dipimpin oleh seorang ulama besar bernama Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787). Nama gerakan Wahabi sesunggulinya merupakan nama yang mempunyai konotasi yang kurang baik, yang diberikan oleh lawan-lawannya, sedangkan gerakan ini lebih senang dan menamakan dirinya sebagai kaum ‘Muwahhidin’ yaitu kaum yang konsisten dengan ajaran tauhid, yang merupakan landasan asasi ajaran Islam.
Paham kaum Muwahhidin (Wahabi) ini antara lain:
(a) Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah semata; dan siapa saja yang menyembah selain Allah, adalah musyrik;
(b) Umat Islam yang meminta safaat kepada para wali, syeikh atau ulama dan kekuatan ghaib yang dipandang memiliki dan mampu memberikan safaat adalah suatu kemusyrikan;
(c) Menyebut-nyebut nama Nabi, wali, ulama untuk dijadikan perantara dalam berdo’a adalah termasuk perbuatan syirik;
(d) Mengikuti shalat berjamaah adalah merupakan kewajiban;
(e) Merokok dan segala bentuk candu adalah haram;
(f) Memberantas segala bentuk kemunkaran dan ke¬maksiatan;
(g) Umat Islam, harus hidup sederhana, segala macam pakaian mewah dan berlebih-lebihan diharamkan.
Sifat gerakan Wahabi yang keras ini, benar-benar merupakan tenaga penggerak yang sanggup membangkitkan kembali kesadaran kaum muslimin yang sedang tidur lelap dalam keterbelakangannya. Dibantu dengan para sahahatnya seperti Ibnu Sa’ud dan Abdul Azis Ibnu Sa’ud, pemikiran dan cita-cita ini diwujudkan dalam gerakan yang keras, akhirnya pada tahun 1921 menjelma menjadi satu pemerintahan yang berdaulat di Saudi Arabia dengan ibukotanya Riyadh.
Paham dan gerakan Wahabi inilah yang mewarnai pandangan Haji Miskin dari Pandai Sikat (Luhak Agam), Haji Abdur Rahman dari Piabang (Luhak Lima Puluh) dan Haji Muhammad Arief dari Sumanik (Luhak Tanah Datar) yang bermukim di Mekah Saudi Arabia dan pada tahun 1802 mereka kembali ke Sumatera Barat.
Sesampainya di Sumatera Barat, mereka berpendapat bahwa umat Islam di Minangkabau baru memeluk Islam namanya saja, belum benar-benar mengamalkan ajaran Islam yang sejati. Berdasarkan penilaian semacam itu, maka di daerahnya masing-masing mereka mencoba memberikan fatwanya. Haji Muhammad Arifin di Sumanik mendapat tantangan hebat di daerahnya sehingga terpaksa pindah ke Lintau. Haji Miskin mendapat perlawanan hebat pula di daerahnya dan terpaksa harus pindah ke Ampat Angkat. Hanya Haji Abdur Rahman di Piabang yang tidak banyak mendapat halangan dan tantangan.
Kepindahan Haji Miskin ke Ampat Angkat membawa angin baru, karena di sini ia mendapatkan sahabat-sahabat perjuangan yang setia; diantaranya yaitu Tuanku Nan Renceh di. Kamang, Tuanku di Kubu Sanang; Tuanku di Ladang Lawas, Tuanku di Koto di Padang Luar, Tuanku di Galung, Tuanku di Koto Ambalau, Tuanku di Lubuk Aur. Itulah tujuh orang yang berbai’ah (berjanji sehidup semati) dengan Tuanku Haji Miskin. Jumlah para ulama yang berbai’ah ini menjadi delapan orang, yang kemudian terkenal dengan sebutan ‘Harimau Nan Salapan’.
Harimau Nan Salapan ini menyadari bahwa gerakan ini akan lebih berhasil bilamana mendapat sokongan daripada ulama yang lebih tua dan lebih berpengaruh, yaitu Tuanku Nan Tuo di Ampat Angkat. Oleh sebab itu Tuanku Nan Renceh yang lebih berani dan lebih lincah telah berkali-kali menjumpai Tuanku Nan Tuo untuk meminta agar ia bersedia menjadi ‘imam’ atau pemimpin gerakan ini. Tetapi setelah bertukar-pikiran berulang kali, Tuanku Nan Tuo menolak tawaran itu. Sebab pendirian Harimau Nan Salapan hendak dengan segera menjalankan syari’at Islam di setiap nagari yang telah ditaklukkannya. Kalau perlu dengan kekuatan dan kekuasaan.
Tetapi Tuanku Nan Tuo mempunyai pendapat Yang berbeda; ia berpendapat apabila telah ada orang beriman di satu nagari walaupun baru seorang, tidaklah boleh nagari itu diserang. Maka yang penting menurut pandangannya ialah menanamkan pengaruh yang besar pada setiap nagari. Apabila seorang ulama di satu nagari telah besar pengaruhnya, ulama itu dapat memasukkan pengaruhnya kepada penghulu-penghulu, imam-khatib mantri dan dubalang.
Pendapat yang berbeda dan bahkan bertolak belakang antara Tuanku Nan Tuo dengan Harimau Nan Salapan sulit untuk dipertemukan, sehingga tidak mungkin Tuanku Nan Tuo dapat diangkat menjadi imam atau pemimpin gerakan ini. Untuk mengatasi masalah ini, Harimau Nan Salapan mencoba mengajak Tuanku di Mansiangan, yaitu putera dari Tuanku Mansiangan Nan Tuo, yakni guru daripada Tuanku Nan Tuo Ampat Angkat. Rupanya Tuanku yang muda di Mansiangan ini bersedia diangkat menjadi imam atau pemimpin gerakan Harimau Nan Salapan, dengan gelar Tuanku Nan Tuo.
Karena yang diangkat menjadi imam itu adalah anak daripada gurunya sendiri, sulitlah bagi Tuanku Nan Tuo Ampat Angkat itu untuk menentang gerakan ini. Padahal hakikatnya yang menjadi imam dari gerakan Hariman Nan Salapan adalah Tuanku Nan Renceh; sedangkan Tuanku di Mansiangan hanya sebagai simbol belaka.
Kaum Harimau Nan Salapan senantiasa memakai pakaian putih-putih sebagai lambang kesucian dan kebersihan, dan kemudian gerakan ini terkenal dengan nama ‘Gerakan Padri’.
Setelah berhasil mengangkat Tuanku di Mansiangan menjadi imam gerakan Padri ini, maka Tuanku Nan Renceh selaku pimpinan yang paling menonjol dari Harimau Nan Salapan mencanangkan perjuangan padri ini dan memusatkan gerakannya di daerah Kameng. Untuk dapat melaksanakan syari’at Islam secara utuh dan murni, tidak ada alternatif lain kecuali memperoleh kekuasaan politik. Sedangkan kekuasaan politik itu berada di tangan para penghulu. Oleh karena itu untuk memperoleh kekuasaan politik itu, tidak ada jalan lain kecuali merebut kekuasaan dari tangan para penghulu. Karena Kamang menjadi pusat perjuangan Padri, maka kekuasaan penghulu Kamang harus diambil alih oleh kaum Padri, dan berhasil dengan baik.
Sementara itu para penghulu di luar Kamang yang telah mendengar adanya gerakan Padri ini, ingin membuktikan sampai sejauh mana kemampuan para alim-ulama dalam perjuangan mereka untuk melaksanakan syari’at Islam secara utuh dan murni. Bertempat di Bukit Batabuah dengan Sungai Puar di lereng Gunung Merapi, para penghulu dengan sengaja dan mencolok mengadakan penyabungan ayam, main judi dan minum-¬minuman keras yang diramaikan dengan bermacam pertunjukan. Para penghulu itu dengan para pengikutnya seolah-olah memancing apakah para alim-ulama mampu merealisasikan ikrarnya untuk betul-betul melaksanakan syari’at Islam secara keras.
Tentu saja tantangan ini menimbulkan kemarahan dari pihak kaum Padri. Dengan segala persenjataan yang ada pada mereka, seperti setengger (senapan balansa), parang, tombak, cangkul, sabit, pisau dan sebagainya kaum Padri pergi ke Bukit Batabuh tersebut untuk membubarkan pesta ‘maksiat’ yang diselenggarakan oleh golongan penghulu (penguasa). Sesampainya pasukan kaum Padri di Bukit Batabuh disambut dengan per¬tempuran oleh golongan penghulu. Dengan sikap mental perang sabil dan mati syahid, pertempuran yang banyak menelan korban di kedua belah pihak, akhirnya di¬menangkan oleh pasukan kaum Padri. Dengan peristiwa Bukit Batabuh, berarti permulaan peperangan Padri.

Perang Padri ; Pemimpin Baru Tuanku Mudo Imam Bonjol

Kemenangan pertama yang gemilang bagi kaum Padri, mendorong Tuanku Nan Renceh sebagai pimpinan gerakan ini untuk memperkuat dan melengkapi persenjataan pasukan Padri. Tindakan ofensif bagi daerah-daerah yang menentang kaum Padri segera dilakukan. Daerah Kamang Hilir ditaklukkan, kemudian menyusul daerah Tilatang. Dengan demikian seluruh Kamang telah berada di tangan kaum Padri.
Dari Kamang operasi pasukan Padri ditujukan ke luar yaitu Padang Rarab dan Guguk jatuh ketangan kaum Padri. Lalu daerah Candung, Matur dan bahkan pada tahun 1804 seluruh daerah Luhak Agam telah ber¬ada di dalam kekuasaan kaum Padri.
Keberhasilan kaum Padri menguasai daerah Luhak Agam, selain kesungguhan yang keras, tetapi juga kondisi masyarakatnya memang sangat memungkinkan untuk cepat berhasil. Sebab daerah Luhak Agam terkenal tempat bermukimnya ulama-ulama besar seperti Tuanku Pamansiangan dan Tuanku Nan Tuo, sedangkan pengaruh para penghulu sangat tipis. Wibawa para penghulu berada di bawah pengaruh para ulama.
Operasi pasukan Padri ke daerah Luhak Lima Puluh Kota berjalan dengan damai. Sebab penghulu daerah ini bersedia menyatakan taat dan patuh kepada kaum Padri serta siap membantu setiap saat untuk kemenangan kaum Padri.
Dengan berkuasanya kaum Padri; maka daerah-daerah yang berada di dalam kekuasaannya diadakan perubahan struktur pemerintahan yaitu pada setiap nagari diangkat seorang ‘Imam dan seorang Kadhi’. Imam bertugas memimpin peribadahan seperti sembah¬yang berjamaah lima waktu sehari semalam, puasa, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah ibadah. Kadhi bertugas untuk menjaga kelancaran dijalankannya syari’at Islam dalam arti kata lebih luas dan menjaga ketertiban Umum.
Di daerah Luhak Tanah Datar, pasukan kaum Padri tidak semudah dan selicin di daerah Luhak Adam dan Lima Puluh Kota untuk memperoleh kekuasaannya. Di sini pasukan kaum Padri mendapat perlawanan yang sengit dari golongan penghulu dan pemangku adat. Sebab Luhak Tanah Datar adalah merupakan pusat kekuasaan adat Minangkabau. Kekuasaan itu berpusat di Pagaruyung yang dipimpin oleh Yang Dipertuan Minangkabau. Di waktu itu Yang Dipertuan atau Raja Minangkabau adalah Sultan Arifin Muning Syah.
Pada pemerintahan Minangkabau yang berpusat di Pagaruyung terdapat tiga orang raja yang berkuasa yang dikenal dengan nama Raja Tigo Selo, yaitu :
(a) Raja Alat atau Yang Dipertuan Pagaruyung, adalah yang memegang kekuasaan tertinggi di seluruh Minangkabau.
(b) Raja Adat, adalah yang memegang kekuasaan dalam masalah adat.
(c) Raja Ibadat adalah yang memegang kekuasaan dalam masalah agama.
Dalam pelaksanaan pemerintah sehari-hari Raja Tigo Selo dibantu oleh Basa Empat Balai yang berkedudukan sebagai menteri dalam pemerintahan Minangkabau di Pagaruyung. Mereka itu adalah :
- Dt. Bandaharo atau Tuan Tittah di Sungai Tarab, yang mengepalai tiga orang lainnya atau dapat dikatakan sebagai Perdana Menteri;
- Makkudun di Sumanik, yang menjaga kewibawaan istana dan menjaga bubungan dengan daerah rantau dan daerah-daerah lainmya;
- Indomo di Suruaso, yang bertugas menjaga kelancaran pelaksanaan adat;
- Tuan Kadhi di Padang Ganting; yang bertugas menjaga kelancaran syari’at atau agama.
Di samping Basa Empat Balai ada seorang lagi, yaitu Tuan Gadang di Batipuh yang bertindak sebagai Pang¬lima Perang, kalau Pagaruyung kacau dialah bersama pasukannya untuk mengamankannya.
Kekuasaan Raja Minangkabau sebetulnya tidak begitu terasa oleh rakyat dalam kehidupan sehari-hari, karena nagari-nagari di Minangkabau mendapat otonomi yang sangat luas, sehingga segala sesuatu di dalam nagari dapat diselesaikan oleh kepala nagari melalui kerapatan adat nagari. Kalau masalahnya tidak selesai dalam nagari baru dibawa ke pimpinan Luhak (kira-kira sana dengan kabupaten sekarang). Kalau masih belum selesai diteruskan ke Basa Empat Balai untuk selanjut¬nya diteruskan ke Raja Adat atau Raja Ibadat, tergantung pada masalahnya. Kalau semuanya tak dapat menyelesaikan masalahnya, maka akan diputuskan oleh Raja Minangkabau.
Oleh karena itu gerakan Padri oleh Raja Minangkabau dan stafnya dianggap satu bahaya besar, sebab gerakan ini akan mengambil kekuasaan mereka. Selain itu para bangsawan pun cemas, karena khawatir adat nenek-moyang yang telah turun-menurun akan lenyap, jika kaum Padri berkuasa.
Pertempuran sengit di daerah Luhak Tanah Datar antara pasukan Padri dengan pasukan Raja berjalan sangat alot. Perebutan daerah Tanjung Barulak, salah satu jalan untuk masuk ke pusat kekuasaan Minang¬kabau dari Luhak Agam, sering berpindah tangan, terkadang dikuasai pasukan Padri, terkadang dapat di¬rebut kembali oleh pasukan raja. Walaupun begitu, pasukan Padri makin hari makin maju, sehingga daerah kekuasaan para penghulu makin lama makin kecil. Untuk mencegah hal-hal yang lebih buruk bagi para penghulu, akhirnya atas persetujuan Yang Dipertuan di Pagaruyung, Basa Empat Balai mengadakan perundingan dengan kaum Padri.
Perundingan itu dilaksanakan di nagari Koto Tangah pada tahun 1808, sesudah enam tahun gerakan kaum Padri melancarkan aksinya. Kaum Padri dalam perundingan itu dipimpin oleh Tuanku Lintau yang datang dengan seluruh pasukannya, sedangkan para penghulu dipimpin oleh Raja Minangkabau sendiri. Seluruh staf raja dan sanak keluarganya hadir dalam pertemuan tersebut, tanpa menaruh curiga sedikit juga, karena gencatan senjata telah disepakati sebelumnya.
Tetapi sekonyong-konyong keadaan menjadi kacau sebelum perundingan dimulai. Karena kesalah-pahaman antara bawahan Tuanku Lintau yang bernama Tuanku Belo dengan para staf raja, yang berakibat meledak men¬jadi perkelahian dan pertumpahan darah.
Raja dan hampir sebagian terbesar staf dan keluarga¬nya mati terbunuh dalam perkelahian itu, hanya ada beberapa orang dari para penghulu dan seorang cucu raja yang dapat selamat meloloskan diri sampai ke Kuantan.
Mendengar peristiwa berdarah ini, Tuanku Nan Renceh sebagai pimpinan tertinggi gerakan Padri sangat marah terhadap Tuanku Lintau dan pasukannya, karena dianggap melanggar gencatan senjata yang telah disepakati dan berarti menggagalkan usaha perdamaian.
Dengan peristiwa ini, maka praktis seluruh Luhak Tanah Datar menyerah kepada kaum Padri tanpa perlawanan, karena takut melihat pengalaman di Koto Tangah.
Untuk mengokohkan gerakan kaum Padri, Tuanku Nan Renceh telah memerintahkan salah seorang murid¬nya yang bernama Malin Basa atau Peto Syarif atau Muhammad Syahab, untuk membuat sebuah benteng yang kuat, sebagai markas gerakan kaum Padri. Pemilihan Malin Basa, yang kemudian bergelar Tuanku Mudo untuk membuat benteng besar, guna menjadi pusat gerakan kaum Padri, disebabkan karena Malin Basa (Tuanku Mudo) seorang murid yang pandai, alim dan berani.
Perintah Tuanku Nan Renceh sebagai pimpinan tertinggi gerakan Padri dan guru dari Tuanku Mudo, dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan keberanian dan berhasil memilih tempat di sebelah timur Alahan Panjang, di kaki bukit yang bernama Bukit Tajadi. Dengan bantuan seluruh umat Islam yang tinggal di sekitarAlahan Panjang, di mana setiap hari bekerja tidak kurang dari 5000 orang, akhirnya ‘Benteng Bonjol’ yang terletak di bukit Tajadi itu menjelma menjadi kenyataan dengan ukuran panjang kelilingnya kira-kira 800 meter dengan areal seluas kira-kira 90 hektar, tinggi tembok empat meter dengan tebalnya tiga meter. Di sekelilingnya ditanami pagar aur berduri yang sangat rapat.
Di tengah-tengah benteng Bonjol berdiri dengan megahnya sebuah masjid yang lengkap dengan perkampungan pasukan Padri dan rakyat yang setiap saat mereka dapat mengerjakan sawah ladangnya untuk keperluan hidup sehari-hari. Sesuai dengan, fungsinya, maka benteng Bonjol juga diperlengkapi dengan persenjataan perang, guna setiap saat siap menghadapi pertempuran. Benteng Bonjol itu dipimpin langsung oleh Tuanku Mudo yang bertindak sebagai ‘imam’ dari masyarakat benteng Bonjol, yang sesuai dengan struktur pemerintahan kaum Padri. Oleh sebab itu, Tuanku Mudo digelari dengan ‘Imam Bonjol’.
Setelah benteng Bonjol selesai dan struktur pemerintahan lengkap berdiri, Imam Bonjol memulai gerakan Padrinya ke daerah-daerah sekitar Alahan Panjang dan berhasil dengan sangat memuaskan. Keberbasilan Imam Bonjol dengan pasukannya menimbulkan kecemasan para penghulu di Alahan Panjang seperti antara lain Datuk Sati. Kecemasan ini melahirkan satu gerakan para penghulu di Alahan Panjang untuk menyerang pasukan Imam Bonjol dan merebut benteng sekaligus. Pada tahun 1812 Datuk Sati dengan pasukannya menyerbu benteng Bonjol, tetapi sia-sia dan kekalahan diderita olehnya. Untuk mencegah hal-hal yang lebih buruk, maka Datuk Sati mengajak diadakannya perdamaian antara para penghulu dengan Imam Bonjol.
Keberhasilan Imam Bonjol menguasai seluruh daerah Alahan Panjang, ia kemudian diangkat menjadi pe¬mimpin Padri untuk daerah Pasaman. Untuk meluaskan kekuasaan kaum Padri, Imam Bonjol mengarahkan pasukannya ke daerah Tapanuli Selatan. Mulai Lubuk Sikaping sampai Rao diserbu oleh pasukan Imam Bonjol. Dari sana terus ke Talu, Air Bangis, Sasak, Tiku dan seluruh pantai barat Minangkabau sebelah utara.
Setelah seluruh Pasaman dikuasai, maka untuk memperkuat basis pertahanan untuk penyerangan ke utara, didirikan pula benteng di Rao dan di Dalu-Dalu. Benteng ini terletak agak ke sebelah utara Minangkabau. Benteng Rao dikepalai oleh Tuanku Rao, sedangkan benteng Dalu-Dalu dikepalai oleh Tuanku Tambusi. Kedua perwira Padri ini berasal dari Tapanuli dan berada di bawah pimpinan Imam Bonjol.
Dengan mengangkat Tuanku Rao dan Tuanku Tambusi sebagai pimpinan kaum Padri di Tapanuli Selatan, gerakan Padri berjalan dengan sangat berhasil, tanpa menghadapi perlawanan yang berarti. Daerah-daerah di sini bagitu setia untuk menjalankan syari’at Islain secara penuh, sesuai dengan missi yang diemban oleh gerakan Padri.

Perang Padri ; akhir keberpihakan golongan penghulu terhadap Belanda

Sementara kaum Padri bergerak menguasai Tapanuli Selatan dan daerah pesisir barat Minangkabau, Belanda muncul kembali di Padang. Tuanku Pamansiangan salah seorang pemimpin di Luhak Agam mengusulkan kepada Imam Bonjol untuk menarik pasukan Padri dari Tapanuli Selatan dan menggempur kedudukan Belanda di Padang yang belum begitu kuat. Karena baru saja serah terima kekuasaan dari Inggeris (1819). Tetapi perwira-perwira Padri seperti Tuanku Raos, Tuanku Tambusi dan Tuanku Lelo dari Tapanuli Selatan ber¬kebaratan untuk melaksakan usul itu, oleh karena itu Imam Bonjol hanya dapat memantau kegiatan dan gerakan pasukan Belanda melalui kurir-kurir yang sengaja dikirim ke sana.
Belanda yang tahu bahwa daerah pesisir seperti Pariaman, Tiku, Air Bangis adalah daerah strategis yang telah dikuasai kaum Padri, maka Belanda telah membagi pasukan untuk merebut daerah-daerah ter¬sebut. Dalam menghadapi serangan Belanda ini, maka terpaksa kaum Padri yang berada di Tapanuli Selatan di bawah pimpinan Tuanku Rao dan Tuanku Tambusi dikirim untuk menghadapinya. Pertempuran sengit terjadi dan pada tahun 1821 Tuanku Rao gugur sebagai syuhada di Air Bangis. Perlawanan pasukan Padri melawan pasukan Belanda diteruskan dengan pimpinan Tuanku Tambusi.
Kemenangan yang diperoleh Belanda dalam medan pertempuran menghadapi pasukan Padri, menumbuhkan semangat bagi golongan penghulu, yang selama ini kekuasaannya telah lepas. Dengan secara diam-diam para penghulu Minangkabau mengadakan perjanjian kerjasama dengan Belanda untuk memerangi kaum Padri. Para penghulu yang mengatasnamakan yang Dipertuan Minangkabau langsung mengikat perjanjian kerjasama dengan Residen Belanda di Padang yang bernama Du Puy.
Dengan terjalinnya kerjasama antara para penghulu dengan Belanda, maka berarti kaum Padri akan menghadapi bahaya besar. Dalam kondisi demikian, tiba-tiba Tuanku Nan Renceh, Yang menjadi pimpinan tertinggi kaum Padri yang gemilang pada tahun 1820 wafat. Kekosongan ini secara demokrasi diisi oleh Iman Bonjol. Atas persetujuan para perwira pasukan Padri, Imam Bonjol langsung memimpin gerakan Padri untuk menghadapi pasukan gabungan Belanda-Penghulu.
Pada tahun 1821 pertahanan Belanda di Semawang diserang oleh pasukan Padri; sedangkan pasukan Belanda yang mencoba memasuki Lintau dicerai-beraikan. Untuk menguasai medan, pasukan Belanda membuat benteng di Batusangkar dengan nama ‘Benteng atau Fort van der Capellen’. Berulang kali pasukan Belanda-Penghulu menyerang kedudukan pasukan Padri di Lintau, tetapi selalu mendapati kegagalan, bahkan pernah pasukan Belanda-Penghulu terjebak.
Perlawanan yang sengit dari pasukan Padri, mendorong Belanda untuk memperkuat pasukannya di Padang. Pada akhir tahun 1821 Belanda mengirimkan pasukannya dari Batavia di bawah pimpinan Letnan Kolonel Raaff. Dengan bantuan militer yang lengkap persenjataannya, pasukan Belanda melakukan ofensif terhadap kedudukan pasukan Padri.
Operasi militer yang dilakukan oleh pasukan Belanda-Penghulu ditujukan ke daerah yang dianggap strategis yaitu Luhak Tanah Datar. Dengan menaklukkan Luhak Tanah Datar, yang berpusat di Pagaruyung, menurut dugaan Belanda perlawanan pasukan Padri akan mudah ditumpas. Oleh karena itu pada tahun 1822 pasukan Belanda-Penghulu di bawah pimpinan Letnan Kolonel Raaff menyerang Pagaruyung. Pertempuran sengit terjadi, korban dari kedua pihak banyak yang berjatuhan. Karena kekuatan yang tidak seimbang, akhirnya pasukan Padri mengundurkan diri ke daerah Lintau setelah meninggalkan korban di pihak Belanda yang cakup besar.
Usaha pengejaran dilakukan terus oleh pasukan Belanda dengan jalan mendatangkan bantuan dari Batusangkar. Tetapi pasukan Belanda sesampainya di Lintau seluruhnya dapat dipukul mundur dan terpaksa kembali ke pangkalan mereka di Batusangkar.
Setelah Belanda memperkuat diri, ofensif dilakukan kembali dengan jalan memblokade daerah Lintau, sehingga terputus hubungannya dengan Luhak Lima Puluh Kota dan Luhak Agam. Walaupun nagari Tanjung Alam dapat direbut oleh pasukan Belanda, tetapi usaha¬nya untuk merebut Lintau dapat dipatahkan, karena pasukan Padri di Luhak Agam di bawah pimpinan Tuanku Pamansiangan memberikan perlawanan yang sengit. Kemudian Letnan Kolonel Raaff menyusun kembali pasukannya untuk merebut Luhak Agam, Koto Lawas, Pandai Sikat dan Gunung; dan kali ini berhasil, setelah melalui pertempuran dahsyat, di mana Tuanku Pamansiangan dapat tertangkap, yang kemudian dihukum gantung oleh Belanda.
Pada akhir tahun 1822 pasukan Padri di bawah pimpinan Imam Bonjol melakukan serangan balasan terhadap pasukan Belanda di berbagai daerah yang pernah didudukinya. Pertama-tama Air Bangis mendapat serang¬an pasukan Padri. Operasi ke Air Bangis ini langsung dipimpin oleh Imam Bonjol dibantu oleh perwira-perwira pasukan Padri dari Tapanuli Selatan. Hanya dengan pertahanan yang luar biasa dan dibantu dengan tembakan-tembakan meriam laut, Air Bangis dapat selamat dari serangan pasukan Padri. Kegagalan ini, pasukan Padri mencoba merebut kembali daerah Luhak Agam. Serangan pasukan Padri ke daerah ini berhasil merebut kembali daerah Sungai Puar, Gunung, Sigandang dan beberapa daerah lainnya.
Awal tahun 1823 Kolonel Raaff mendapatkan tambahan pasukan militer dari Batavia. Dengan kekuatan baru, pasukan Belanda mengadakan operasi militer besar-besaran untuk merebut seluruh Luhak Tanah Datar. Tetapi di bukit Marapalam terjadi pertempuran sengit antara pasukan Belanda dengan pasukan Padri selama tiga hari tiga malam, sehingga Belanda terpaksa harus mengundurkan diri. Tetapi operasi militer Belanda itu diarahkan ke Luhak Agam seperti daerah Biaro dan Gunung Singgalang. Pertempuran sengit terjadi antara pasukan Belanda dengan pasukan Padri, tetapi karena kekuatan pasukan Belanda jauh lebih besar, akhirnya daerah-daerah itu dapat direbutnya. Kemenangan pasukan Belanda diikuti oleh tindakan biadab dengan jalan melakukan pembunuhan massal terhadap penduduk, besar-kecil, laki-laki maupun perempuan.
Pengalaman pertempuran selama tahun 1823, membuat Belanda berhitung dua kali. Sebab banyak daerah yang telah direbutnya, ternyata dapat kembali diambil oleh pasukan Padri. Operasi militer besar-besaran dengan tambahan pasukan dari Batavia terbukti tidak dapat menumpas pasukan Padri. Oleh karena itu, untuk kepentingan konsolidasi, Belanda berusaha untuk mengadakan perjanjian gencatan senjata. Usaha ini berhasil, sehingga pada tanggal 22 Januari 1824 perjanjian gencatan senjata di Masang ditanda-tangani oleh Belanda dan kaum Padri.
Perjanjian Masang hanya dapat bertahan kira-kira satu bulan lebih sedikit. Sebab Belanda dengan tiba-tiba mengadakan gerakan militer ke daerah Luhak Tanah Datar dan Luhak Agam. Melalui pertempuran dahsyat, pusat Luhak Tanah Datar dan Luhak Agam dapat sepenuhnya dikuasai pasukan Belanda, dan mereka mendirikan benteng dengan nama Fort de Kock di sana. Dengan kekalahan pasukan Padri di Luhak Tanah Datar dan Luhak Agam, maka Imam Bonjol memusatkan kekuatan kaum Padri di benteng Bonjol dan sekitarnya sambil sekaligus melakukan konsolidasi pasukan yang telah jenuh berperang selama lebih dari duapuluh tahun lamanya.
Sementara itu pada tahun 1825 di Jawa telah pecah perang Jawa. Dengan timbulnya perang Jawa ini, ke¬kuatan pasukan Belanda menjadi terpecah dua: sebagian untuk menghadapi perang Padri yang tak kunjung selesai, dan yang sebagian lagi harus menghadapi Perang Jawa yang baru muncul. Karena perang Jawa dianggap oleh Belanda lebih strategis dan dapat mengancam ek¬sistensi Belanda di Batavia, pusat pemerintahan kolonial Belanda (Hindia Belanda), maka mau tidak mau semua kekuatau militer harus dipusatkan untuk menghadapi perang Jawa.
Untuk itu perlu ditempuh satu kebijaksanaan guna mengadakan perdamaian kembali dengan kaum Padri di Sumatera Barat. Pada tahun 1825 usaha perdamaian dan gencatan senjata dengan kaum Padri berhasil dicapai, dengan jalan mengakui kedaulatan kaum Padri di be¬berapa daerah Minangkabau yang memang masih secara penuh dikuasairiya. Perjanjian damai dan gencatan senjata dipergunakan oleh Belanda untuk menarik pasukannya dari Sumatera Barat setanyak 4300 orang, dan mensisakannya hanya 700 orang saja lagi. Pasukan sisa sebanyak 700 orang serdadu itu, digunakan hanya untuk menjaga benteng dan pusat-pusat pertahanan Belanda di Sumatera Barat.
Setelah Perang Jawa selesai dan kemenangan diperoleh oleh penguasa kolonial Belanda, maka kekuatan militer Belanda di Jawa sebagian terbesar dibawa ke Sumatera Barat untuk menghadapi Perang Padri. Dengan kekuatan militer yang besar Belanda melakukan serangan ke daerah pertahanan pasukan Padri. Pada akhir tahun 1831, Katiagan kota pelabuhan yang men¬jadi pusat perdagangan kaum Padri direbut oleh pasukan Belanda. Kemudian berturut-turut Marapalam jatuh pada akhir 1831, Kapau, Kamang dan Lintau jatuh pada tahun 1832, dan Matur serta Masang dikuasai Belanda pada tahun 1834.
Kejatuhan daerah-daerah pelabuhan ke tangan Belanda mendorong kaum Padri, yang memusatkan kekuatannya di benteng Bonjol, mencari jalan jalur per¬dagangan melalui sungai Rokan, Kampar Kiri dan Kampar Kanan, di mana sebuah anak sungai Kampar kanan dapat dilayari sampai dekat Bonjol. Hubungan Bonjol ke timur melalui anak sungai tersebut sampai ke Pelalawan, dan dari sana bisa terus ke Penang dan Singapura, dapat dikuasai. Tetapi jalur pelayaran ini, pada akhir tahun 1834 dapat direbut oleh Belanda. Dengan demikian posisi pasukan Padri yang berpusat di benteng Bonjol mendapat kesulitan, terutama dalam memperoleh suplai bahan makanan dan persenjataan.
Kemenangan yang gilang-gemilang diperoleh pasukan Belanda menimbulkan kecemasan para golong¬an penghulu, yang selama ini telah membantunya. Kekuasaan yang diharapkan para penghulu dapat di¬pegangnya kembali, ternyata setelah kemenangan Belanda menjadi buyar. Sikap sombong dan moral yang bejat yang dipertontonkan oleh pasukan Belanda-¬Kristen, seperti menjadikan masjid sebagai tempat asrama militer dan tempat minum-minuman keras, mengusir rakyat kecil dari rumah-rumah mereka, pembantaian massal, pemerkosaan terhadap wanita-¬wanita, memanjakan orang-orang Cina dengan memberi kesempatan menguasai perekonomian rakyat, akhirnya menimbulkan rasa benci dan tak puas dari golongan penghulu kepada Belanda. Kebencian dan kemarahan para penghulu menumbuhkan rasa harga diri untuk mengusir Belanda dari daerah Minangkabau untuk me¬lakukan perlawanan terhadap Belanda secara sendirian tidak mampu, karenanya perlu adanya kerjasama dengan kaum Padri.
Uluran tangan golongan penghulu disambut baik oleh kaum Padri. Perjanjian kerjasama dan ikrar antara golongan penghulu dengan kaum Padri untuk mengusir Belanda, dari tanah Minangkabau dilaksanakan pada akhir tahun 1832 bertempat di lereng gunung Tandikat. Gerakan perlawanan rakyat Sumatera Barat terhadap Belanda dipimpin langsung oleh Imam Bonjol.
 Baca Berikutnya.......

Jumat, 15 November 2013

4 Tokoh-tokoh Indonesia yang hilang dan masih menjadi misteri


     Berikut adalah kisah menghilanynya tokoh-tokoh indonesia yang menghilang, entah karena sebab apa, namun dugaan kuat bahwa mereka hilang karena sebab politik yaitu karena pergolakan PKI pada masa kemerdekaan Indonesia.

1. Sjam Kamaruzaman

http://www.erepublik.com
     Syam Kamaruzzaman merupakan tokoh kunci G30S dan orang nomor satu di Biro Khusus PKI yang bertugas membina simpatisan PKI dari kalangan TNI dan PNS. 

Menghilangnya Sjam
     Syam Kamaruzzaman dianggap sebagai tokoh terpenting dalam peristiwa G30S ini yang membuat tidak hanya PKI, tetapi juga kekuatan-kekuatan politik nasionalis runtuh dalam beberapa hari. Dan setelah G30S meletus dan kemudian gagal (atau didesain untuk gagal), Syam pun menghilang. Menurut Mayjen Tahir, perwira pelaksana Team Pemeriksa Pusat, Syam ditangkap di daerah Jawa Barat sekitar akhir tahun 1965 atau awal 1966. Di pengadilan Syam memang divonis mati. Tetapi banyak mantan tahanan politik di Rumah Tahanan Militer (RTM) Budi Mulia meragukan apakah Syam betul-betul dieksekusi. Bahkan lebih banyak yang menganggap bahwa Syam dilepas, berganti identitas dan hidup sebagaimana orang biasa atau bahkan sudah kabur ke luar negeri. Semua itu tidak lepas dari jasanya terhadap berdirinya Orde Baru di bawah Soeharto.

2. Tan Malaka


     Beliau adalah seorang aktivis kemerdekaan Indonesia, filsuf kiri, pemimpin Partai Komunis Indonesia, pendiri Partai Murba, dan Pahlawan Nasional Indonesia. 

Menghilangnya Tan Malaka
     Pada tahun 1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan bersama Gerilya Pembela Proklamasi di Pethok, Kediri,Jawa Timur. Tapi akhirnya misteri tersebut terungkap juga dari penuturan Harry A. Poeze, seorang Sejarawan Belanda yang menyebutkan bahwa Tan Malaka ditembak mati pada tanggal 21 Februari 1949 atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya.

     Direktur Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau KITLV, Harry A Poeze kembali merilis hasil penelitiannya, bahwa Tan Malaka ditembak pasukan TNI di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri pada 21 Februari 1949.

3. Supriyadi

news.detik.com
     Supriyadi merupakan pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari1945. Ia ditunjuk sebagai menteri keamanan rakyat pada kabinet pertama Indonesia, Kabinet Presidensial, tapi digantikan oleh Jendral Sudirmanpada 20 Oktober 1945 karena Suprijadi tidak pernah muncul. 

Menghilangnya Supriyadi
     Pemberontakan dilancarkan dini hari tanggal 14 Februari 1945,di Daidan, Blitar.Jepang sangat terkejut mendengar perlawanan tersebut. Mereka mengerahkan kekuatan yang besar untuk menangkap anggota-anggota pasukan Peta Blitar. Selain itu,dilakukan pula siasat membujuk beberapa tokoh pemberontak.karena kurang pengalaman dan kekuatan tidak seimbang pemberontakan itu ditindas Jepang. Tokoh-tokoh pemberontak yang tertangkap, diadili dalam mahkamah militer Jepang. Ada yang dihukum mati dan ada pula yang dipenjara. Suprijadi tidak ikut diadili, bahkan namanya tidak disebutkan dalam sidang pengadilan. Supriyadi dinyatakan hilang dan tidak pernah hadir dlam sidang pengadilan. Dikarenakan Supriyadi masih menjadi target teror agen-agen tentara sekutu (NICA) sehingga sering bersembunyi dikaki bukit di kota kelahirannya, Trenggalek,Jawa Timur. Ia dilantik sebagai Menteri Pertahanan Indonesia Pertama tanggal 2 September 1945, namun karena Supriyadi tidak pernah muncul, beberapa hari kemudian ia digantikan oleh Jendral Sudirman. 

4. Wikana


     Wikana adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. BersamaChaerul Saleh, Sukarni dan pemuda-pemuda lainnya dari Menteng 31, mereka menculik Soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklokdengan tujuan agar kedua tokoh ini segera membacakan Proklamasi Kemerdekaan setelah kekalahan Jepang dari Sekutu pada tahun 1945.

Menghilangnya Wikana
     Kurang dari setahun setelah peristiwa G30S, dia ditangkap. Sempat bermalam di Kodam Jaya namun dipulangkan kembali. Tak berapa lama kemudian segerombolan tentara tak dikenal datang ke rumahnya di Jalan Dempo No. 7 A, Matraman, Jakarta Pusat. Mereka membawa Wikana dan sampai hari ini, pemuda garang yang sempat membuat Bung Karno naik pitam itu, tak pernah kembali pulang. Dia hilang tak tentu rimbanya.

0 Misteri Kekuatan Bambu Runcing Pada Perang Kemerdekaan


Hari Pahlawan 10 November identik dengan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI. Salah satu ikon penting dalam perang kemerdekaan adalah bambu runcing. Bagaimana asal-usul dan kehebatan senjata tradisional pejuang Indonesia ini?

Bambu runcing sebenarnya strategi standar untuk menghalau gerakan musuh. Alat ini sudah digunakan oleh pihak kolonial menghalau masuknya Jepang ke Indonesia. Diceritakan, ketika armada Jepang mendekati Pulau Jawa akhir Februari 1942, Belanda mengira akan menerjunkan pasukan payung di atas wilayah Kalijati. Maka diperluaslah ribuan bambu yang diruncingkan ujungnya untuk menyambut pasukan para Jepang.

Foto: parakanstate.blogspot
Rupanya Jepang mendarat di pantai laut dekat Eretan, langsung menuju Subang dan akhirnya mengancam Kalijati juga. Belanda pun menyerah, dan Jepang menguasai Jawa. Strategi bambu runcing yang sebelumnya dipakai oleh Belanda justru dimanfaatkan oleh pihak Jepang. Bambu runcing kemudian dijadikan alat latihan baris-berbaris para pemuda Seinendan, Keibodan, Gakutotai, Hizbullah dan lain-lain. para pemuda dengan penuh semangat mempergunakan “takeyari” ini untuk ditunjukan kepada musuh Jepang yakni sekutu, termasuk Belanda.


Apakah berarti Belanda yang menggunakan bambu runcing pertama kali, lalu diadopsi oleh Jepang dan akhirnya pejuang kita? Untuk memahami sejarahnya, kita harus mengikuti kisah berikut ini, "Bambu Runcing Parakan."

Di daerah Parakan Temanggung, Jawa Tengah, hiduplah Kiai Subchi, seorang ulama yang sangat tawadhu dan dihormati masyarakat sekitar. Kiai Subchi tiap hari berkeliling kampung mengajar ngaji dan menjadi penyuluh pertanian. Bila ada satu persoalan, masyarakat sering mendatanginya untuk mencari solusi.


Di tahun 1941, dia mengumpulkan para santri dan pemuda desa untuk mengadakan persiapan perang. Hadir dalam pertemuan tersebut Kiai Noer (Putera Kiai Subchi) dan lurah Masúd (Adik Kiai Subchi). Dalam pertemuan tersebut dibentuk pasukan Hizbullah-Sabilillah di bawah pimpinan Kiai Subchi sendiri.

Pasukan yang baru dibentuk ini mengalami kendala dalam hal persenjataan. Yang ada baru pedang, golok, klewang, keris, tombak dan sebagainya. Namun senjata-senjata ini pun terbatas dimiliki warga. Sebab itu, Kiai Noer mengusulkan agar pasukan yang bari dibentuk ini dipersenjatai dengan cucukan (Bambu yang diruncingkan ujungnya). Dengan alasan bambu mudah diperoleh di mana-mana dan mudah membuatnya. Selain itu, luka yang diakibatkan oleh tusukan cucukan juga lebih parah akibatnya sehingga sulit di obati.

Usul ini akhirnya diterima secara mufakat. Hanya saja, menurut Kiai Subchi masih ada kendala, yakni bagaimana membuat rakyat bersemangat dan yakin jika hanya dengan bersenjatakan cucukan, bisa menghadapi musuh dan meraih kemenangan.



Peristiwa ini menimbulkan 'darah baru' atau semangat di kalangan pemuda saat itu dan yakin jika senjata baru ini memiliki keistimewaan yang dahsyat. Hal ini akhirnya menjadi satu “ritual” yang tidak dilewatkan, setiap ada pasukan baru dengan senjata cucukan, mereka pasti mendatangi Kiai Subchi untuk meminta doánya.


Setahun setelah firasat Kiai Subchi, Jepang pun datang dan pecah perang besar antara Belanda melawan Jepang. Pasukan Jepang pernah ingin menguasai Parakan, namun dihadang oleh Pasukan Bambu Runcing Kiai Subchi. Dan akhirnya Jepang pun mengurungkan niatnya ke Parakan dan meneruskan geraknya ke Wonosobo. Kabar keberhasilan pasukan cucukan Kiai Subchi menghalau pasukan Jepang ini menjadi buah bibir pasukan lainnya.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Magelang masih diduduki Jepang. Pasukan Hizbullah dari daerah Parakan dan daerah Kedu bersatu untuk mengusir Jepang dari Magelang. Dalam pertempuran tersebut Jepang terlihat sangat ketakutan menghadapi pasukan cucukan yang di pimpin Kiai Subchi. Hal ini menaikan pamor senjata cucukan atau Bambu Runcing.

Sejak itulah, seiring naiknya pamor cucukan, maka sosok Kiai Subchi pun menjadi terkenal. Apalagi pasukannya juga berhasil memukul mundur pasukan Gurkha dari Magelang hingga ke Semarang. Para pejuang kemerdekaan pun berduyun-duyun datang ke Parakan, lengkap dengan bambu runcingnya, untuk menemui Kiai Subchi dan meminta doá nya.

Para pejuang itu datang dari Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta sampai kawasan Banyuwangi, dengan naik kereta api yang penuh sesak dengan bambu runcing. Sejak saat itu bambu runcing telah menjadi senjata Jihad Fii Sabilillah yang terkenal keampuhannya. Bambu Runcing yang dipakai Kiai Subchi sendiri menjadi legenda. Bahkan diminta oleh Museum ABRI untuk dijadikan koleksi bersejarahnya.

sumber apakabardunia.com

0 Transformasi bilangan biner-desimal

Pada tulisan kali ini, saya akan membahas, bagaimana kita melakukan transformasi bilangan desimal ke bilangan biner, begitu juga sebaliknya. Kenapa saya membahas transformasi bilangan biner pada topik kali ini? Karena bilangan biner ini nantinya akan kita gunakan dalam melakukan pengalamatan alamat IP di jaringan. Sehingga pengetahuan dalam melakukan transformasi bilangan biner-desimal sangat penting sebagai dasarnya, jadi bagaimana kalau kita langsung mulai saja.
Mungkin banyak orang sudah mengenal apa itu bilangan bulat desimal. Bilangan bulat desimal adalah bilangan bulat yang terdiri dari nilai 0 hingga tak terhingga (0,1,2,3 .... dan seterusnya). Bagaimana dengan bilangan biner? bilangan biner adalah sebuah bilangan yang nilainya hanya terdiri dari nilai 0 dan 1 saja dengan membentuk susunan tertentu seperti 010001110 atau 01111001 dan lain lain. Lalu bagaimana cara merubah bilangan desimql ke biner? Berikut langkah langkahnya:

1. Kita akan mencoba merubah bilangan desimal 10 ke dalam bentuk biner, mari kita lihat ilustrasi di bawah:
2. Kita membacanya dari atas, angka 10 itu dibagi menjadi 2 dengan pembagi nilai 2 di sebelah kiri, dan nilai 5 di bawahnya sebagai hasil pembagi dan nilai 0 di sebelah kanan adalah nilai sisa dari hasil 10 di bagi 2 = 5 tidak ada sisa.

3. Kemudian nilai 5 tersebut kita bagi 2 kembali dibagi menjadi 2 dengan pembagi nilai 2 di sebelah kiri, dan nilai 2 di bawahnya sebagai hasil pembagi 5:2 sehingga memiliki sisa nilai 1 di sebelah kanan yang berasal dari nilai sisa pembagian 5 di bagi 2 =2 sisa 1.
 
4. Dan yang terakhir nilai 2 kembali dibagi menjadi 2 dengan pembagi nilai 2 di sebelah kiri, dan nilai 1 di bawahnya sebagai hasil pembagi 2:2 sehingga tidak memiliki sisa atau bernilai 0 sisanya di sebelah kanan yang berasal dari nilai sisa pembagian 2 di bagi 2 = 1 sisa 0. 
5. Karena hasil pembagian terakhir adalah 1, maka proses pembagian dengan angka 2 sudah tidak dapat dilakukan, maka proses transformasi bilangan bulat desimal ke biner sudah hampir selesai.

6. Untuk menjadikannya bilangan biner maka kita tinggal membaca nilai terakhir di bawah sendiri kemudian diikuti nilai sisa pembagian dari bawah ke atas dan disusun dari kiri ke kanan. Sehingga nilai biner dari bilangan desimal 10 adalah 1010.
Begitulah cara transformasi bilangan bulat desimal bernilai 10 menjadi bilangan biner bernilai 1010.  Lalu bagaimana cara transformasi bilangan biner ke bilangan desimal? Berikut langkah-langkahnya:

1. Misalnya saja kita akan merubah bilangan biner 1110 menjadi bilangan bulat desimal. 

2. Maka anda hanya perlu menjumlahkan hasil kali bilangan biner tersebut dengan nilai 2 berpangkat (n+1) .

3. Nilai n dimulai dari 0 dengan urutan dimulai dari paling kanan sampai dengan jumlah octet bilangan biner yang akan diubah dikurangi 1.

4. Nilai octet adalah jumlah nilai 0 dan 1 yang tertampil, jadi bilangan biner 1110 memilik 4 octet, sedangkan bilangan biner 1111000 memiliki 7 octet, dan bilangan biner 10000 memiliki 5 octet.
5. Maka bilangan biner 1110 -> dibalik dahulu urutannya menjadi 0111 kemudian dikalikan dua berpangkat n (2^n) dan hasilnya dijumlah seperti ilustrasi di bawah:
paling pojok kiri adalah bilangan biner 1110 yang sudah dibalik dan di kalikan 2 berpangkat n satu persatu, nilai maksimal n=3 karena diambil dari jumlah octet minus 1(4-1=3).

6. Setelah dijumlahkan, maka hasil transformasi bilangan biner 1110 ke bilangan bulat desimal adalah 14.
Untuk lebih meyakinkan lagi coba anda ubah bilangan bulat desimal 16 ke biner dan bilangan biner 11001 menjadi desimal. 


* jawaban:
16       = 10000
11001 = 25

0 10 Burung Terbesar di Dunia

1. Burung Unta

www.arkive.org
Habitat                 = Gurun dan padang pasir di Afrika dan Arabia
Berat Maksimal      = 156,8 kg
Panjang                = 2,1 meter
     Burung unta selain yang terbesar di dunia, juga merupakan burung darat tercepat di dunia yang dapat berlari 70 km/jam dan juga burung yang dapat mengeluarkan telur terbesar di dunia!

2. Kasuari Selatan

www.arkive.org
Habitat                 = Indonesia (Pulau Papua), Papua Nugini, dan Australia
Berat Maksimal      = 85 kg
Panjang                = 1,55 meter
     Burung bersayap kecil yang berhabitat di Papua, pulau seram, kepulauan aru, dan Australia Timur Laut ini tinggal di pedalaman hutan hujan tropis dan merupakan burung terbesar ke-2 di dunia!

3. Kasuari Utara

www.arkive.org
Habitat                 = Indonesia (Pulau Papua) dan Papua Nuguni)
Berat Maksimal      = 75 kg
Panjang                = 1,49 meter
     Seperti jenis kasuari lainya, ia pemalu dan kadang menyendiri. Makanan burung terbesar ke-3 di dunia ini buah-buahan dan hewan-hewan kecil.

4. Emu

leesbird.com
Habitat                 = Australia
Berat Maksimal      = 70 kg
Panjang                =1,53 meter
     Hewan asli Australia ini memang jarang dikenal, namun ukuranya yang besar membuatnya mudah dikenal dan mudah pula diingat.

5. Penguin Emperor


Habitat                 = Antartika
Berat Maksimal      = 46 kg
Panjang                = 1,14 meter
     Merupakan yang terbesar dan terberat dari semua jenis pinguin yang ada. Penguin emperor ini merupakan penguin endemik Antartika.

6. Rhea Raksasa
 
www.arkive.org

Habitat                 = Argentina, Bolivia, Brazil, Paraguay, Uruguay
Berat Maksimal      = 40 kg
Panjang                = 1,34 meter
     Burung raksasa asal Amerika Selatan ini sangat disukai oleh manusia karena dapat diambil daging, telur, kulit, dan minyak yang dihasilkanya.

7. Kasuari Kerdil

www.arkive.org
Habitat                 = Papua Nugini
Berat Maksimal      = 34 kg
Panjang                = 1,05 meter
      Kasuari ini merupakan yang terkecil dari tiga spesies kasiari lainya. Meskipun namanya "Kasuari Kerdil", burung ini adalah burung terbesar ke-7 di dunia!

8. Rhea Darwin

http://www.cites.org
Habitat                 = Gurun Altiplano dan Patagonia di Amerika Selatan
Berat Maksimal      = 28,6 kg
Panjang                = 0,96 meter
     Spesies rhea ini lebih kecil dari phea raksasa, dan hanya dapat kita jumpai di Gurun Altiplano dan Patagonia di Amerika Selatan.
9. Penguin Raja

www.summagallicana.it
Habitat                 = Antartika
Berat Maksimal      = 20 kg
Panjang                = 0,92 meter
     Spesies penguin terbesar ke-2 di dunia ini. Penguin ini memakan ikan kecil, cumi-cumi, dan ikan lentera.

10. Kori Bustard


Habitat                 = Afrika
Berat Maksimal      = 20 kg
Panjang                = -
     Burung asli Afrika ini mungkin juga sebagai burung terbesar yang dapat terbang!

Sumber: http://en.wikipedia.org

1 6 Bencana Megatsunami Terbesar dalam Sejarah

Ilustrasi (virginmedia.com)
     Megatsunami adalah tsunami yang mencapai ketinggian lebih dari 100 meter. Selain beberapa tsunami besar di Alaska yang mencapai tinggi 520 meter, megatsunami terakhir yang melanda wilayah berpenduduk diduga terjadi sekitar 4000 tahun yang lalu. Menurut para ahli geologi, megatsunami biasanya disebabkan oleh tanah longsor yang sangat besar, seperti runtuhnya sebuahpulau, ke laut atau samudra, letusan gunung berapi seperti contohnya letusan Gunung Krakatau, atau tumbukan sebuah meteor besar. Mari kita lihat bencana megatsunami raksasa dari zaman prasejarah hingga zaman modern...


1. Megatsunami Gunung Unzen 1792
Gunung Unzen Sekarang
     Letusan gunung Unzen pada 21 mei 1792 di Jepang menyebabkan bagian gunungnya jatuh ke laut. Menyebabkan tsunami setinggi 100 meter.
2. Megatsunami Teluk Lituya 1958
wilayah bekas megatsunami
     Longsor besar yang terjadi karena gempa bumi 8,3 SR menyebabkan tsunami setinggi 524 meter di teluk Lituya pada 9 juli 1958 menjadikanya tsunami tertinggi dalam sejarah manusia.
3. Megatsunami Bendungan Vajont 1963
Vajont Ketika Jebol
Bendungan Vajont Sekarang
    Longsor diatas bendungan Vajont menyebabkan tsunami setinggi 250 meter dan membunuh sekitar 2000 orang di Italia. Designer bendungan ini mengabaikan ketidakstabilan keadaan geologis gunung Toc di sebelahnya, sehngga salahsatu bendungan tertinggi di dunia ini harus terkena imbasnya.
4. Megatsunami Gunung St. Helens 1980
     Letusan gunung St. Helens di Amerika Serikat, menyebabkan longsor. Lalu membuat Tsunami setinggi 260 meter.
5. Megatsunami 65 juta tahun yang lalu
     Saat tumbukan meteorit yang membentuk kawah Chicxulub, menyebabkan tsunami setinggi 3 kilometer. Cukup tinggi untuk menenggelamkan pulau seperti Madagascar. Tsunami tertinggi dalam sejarah, dan juga dijuluki "Ibu dari semua Tsunami".
6. Megatsunami 35 juta tahun yang lalu
     Tumbukan meteorit di teluk Chesepeake, mungkin menyebabkan megatsunami yang berulang- ulang.

Sumber: http://en.wikipedia.org/

0 Mengapa Hitler Membunuh Yahudi?


hitler1 490x326 Mengapa Hitler Membunuh Yahudi?
“Saya bisa membunuh semua bangsa yahudi ketika saya berkuasa, tapi saya tinggalkan sedikit untuk kamu kenali siapakah sebenarnya bangsa Yahudi dan mengapa saya membunuh mereka,”
- Adolf Hitler.
TAK ada yang mengejutkan dengan hal itu. Orang rata-rata sudah mengetahui Adolf Hitler mempunyai darah campuran Yahudi. Uji DNA kepada anggota keluarga pemimpin Nazi di Jerman, Adolf Hitler menunjukkan bahawa dia  keturunan Yahudi dan Afrika Utara. Penemuan itu mengejutkan karena Hitler bertanggungjawab mengarahkan pembunuhan penduduk keturunan Yahudi pada zaman Perang Dunia Kedua.
Hitler mati dengan menembak dirinya sewaktu Jerman kalah dalam perang Dunia Kedua. Tetapi banyak info yang menyatakan bahwa mayatnya tidak ditemukan. Majalah Knack yang berkantor di Brussels mengklaim DNA yang diambil dari saudara Hitler yang tinggal di Amerika Serikat telah membawa kepada penemuan tersebut.
Seorang wartawan, Jean-Paul Mulders mengumpulkan DNA dari kain napkin yang digunakan oleh salah seorang dari tiga pewaris Hitler yang tinggal di Long Island, New York. Keberhasilan DNA itu menyebabkan seorang petani di Austria yang hanya dikenali sebagai Norbert H. dan merupakan sepupu dari diktator Jerman tersebut berhasil dijejaki. Mulders mendapatkan bantuan pakar sejarah Marc Vermeeren untuk mencari Norbert di Waldviertel, Austria.
Norbert H. memberikan Vermeeren dan Mulders sampel air liurnya. Dengan menggunakan sampel Norbert dan DNA daripada kain napkin itu, Mulders mengklaim terdapat hubungan antara kedua-dua lelaki itu. Namun, DNA jenis Haplopgroup E1b1b (Y-DNA) yang ditemui pada kedua-dua lelaki itu jarang ditemui di Jerman dan Eropa Barat.
“Jenis DNA tersebut biasanya ditemui dalam penduduk Barbar di Maghribi, Algeria, Libya dan Tunisia termasuk Kaum Yahudi Ashkenazi dan Sephardic,” kata Mulders. “Itu merupakan keputusan yang mengejutkan. Susah meramalkan bagaimana pendukung dan penentang Hitler menerima penemuan ini,” kata pakar genetik, Ronny Decorte yang mengesahkan hasil uji DNA tersebut  dan menegaskan bahwa kemungkinan Hitler juga mempunyai darah keturunan Afrika Utara.
Menurut majalah Knack, DNA itu diuji dalam labor dengan pengamanan yang luar biasa ketat. Kalau sebelum ini heboh dengan terbongkarnya rahasia bahwa Adolf Hitler berhubungan dengan orang Islam dan juga mendapat mandat daripada ulama-ulama mengenai bangsa Yahudi. Adolf  Hitler juga dikatakan mengkaji Al-Quran tentang siapa itu Yahudi dan banyak lagi.
Apa itu peristiwa holocoust seperti yang dicanang selama ini :
Holocaust adalah peristiwa pemusnahan hampir seluruh Yahudi Eropa oleh Nazi Jerman dan kelompoknya ketika  Perang Dunia II. Orang Yahudi sering menyebut peristiwa ini sebagai Shoah, istilah Ibrani yang berarti malapetaka atau bencana hebat. Holocaust sendiri berasal dari bahasa Yunani, holo yang berarti seluruh, dan caustos yang berarti terbakar.
Konon, Nazi Jerman dipercaya telah memusnahkan sekitar 6.3 juta orang Yahudi (angka yang diberitakan selama ini oleh Kelompok Yahudi). Namun sekarang ini, sudah banyak beredar opini yang menyangkal jumlah korban Holocaust ini.
Pembunuhan Yahudi secara massal adalah merupakan satu konspirasi dan pembohongan paling besar yang mereka rancang sebelum berdirinya negara  Israel. Dengan adanya pembunuhan massal maka dunia akan jatuh simpati pada kaum Yahudi yang konon ditindas.
Tetapi hakikatnya orang Yahudi ini perangainya, mereka sanggup berkorban apa saja demi kepentingan kaum mereka walaupun terpaksa menggadaikan nyawanya. Setelah kejadian pembunuhan missal itu, mereka  pergi ke Palestina dan setelah itu berdiri negara Israel yang mereka dirikan di atas tanah Palestina dengan merampas hak Palestina.
Jadi, siapa yang sebenarnya dibantai oleh NAZI? Yahudi yang mana?
Itu yang menjadi persoalannya sekarang. Illuminati pun ada yang mengaku bahwa mereka keturunan Yahudi tetapi sebaliknya kebanyakan mereka adalah keturunan Namrud dan Firaun, bukannya Yahudi tulen.  Apakah semua Yahudi itu jahat?
“Dan kami membagi mereka (Yahudi) di dunia ini menjadi beberapa golongan, di antaranya ada orang-orang yang baik dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan kami uji mereka dengan nikmat yang baik-baik dan bencana yang buruk-buruk agar mereka kembali kepada kebenaran,” (Al-A’raaf : 168). [yong geray]

SUMBER. http://www.islampos.com

1 Astronom-astronom Hebat Asal Indonesia!

     Astronomi memang belum banyak terkenal di Indonesia, namun tahukah kamu Indonesia memiliki beberapa ahli astronomi yang hebat dan sudah mendunia, inilah beberapa diantaranya...

1. Prof. Dr. Bambang Hidayat

Bambang Hidayat tahun 70-an
     Pada tahun 1954 Bambang diangkat menjadi asisten pengamatan bintang ganda visual menggunakan teropong Zeiss Besar, di Observatorium Bosscha, Lembang. Pekerjaan di Lembang tahun 1954 diawali dengan mengamati oposisi planet Mars yang mendekati Bumi kala itu. Waktu pun terus berjalan, hingga ada tahun 1968, Bambang diberi kehormatan untuk dapat memimpin Observatorium Bosscha dan Departemen Astronomi ITB, menggantikan Prof. Dr. The Pik Sin yang pindah ke Universiteit van Amsterdam. Pada akhir 1976, Bambang diangkat menjadi guru besar penuh di ITB dalam bidang astronomi. Jabatan ketua departemen astronomi dipegang hingga tahun 1978 dan direktur observatorium dipegang hingga tahun 1999. Pada September 2004, pada usia ke-70, Bambang resmi pensiun dari ITB dan menjadi Guru Besar Emeritus.

Bambang diantara ahli astronomi dari berbagai negara
     Penghargaan yang pernah diraihnya yaitu pada Awal 1970-an mendapat penugasan dari International Astronomical Union sebagai anggota komisi inti Astronomical Photography dan anggota 3 komisi lainnya yaitu Double Star, Interstellar Matter dan Education in Astronomy.

2. Johny Setiawan

berita.plasa.msn.com
     Ia adalah seorang peneliti di Institut Max Planck untuk Astronomi di Heidelberg, Jerman yang berasal dari Indonesia. Pada Juni 2005, kelompok astronom Eropa dan Brasil di bawah pimpinannya berhasil menemukan sebuah planet luar surya yang diberi nama HD 11977 b.

     Salah satu penemuan berikutnya adalah sebuah planet yang mengitari sebuah bintang yang sangat muda, bernama TW Hydrae. Planet tersebut masih dalam piringan cakram debu dan gas yang mengelilingi bintang induknya. 

3. Prof. Dr. Winardi Sutantyo

langitselatan.com
     Ia adalah mantan staf pengajar di Departemen Astronomi, ITB, Bandung. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana astronomi di ITB pada tahun 1971, dan menyelesaikan pendidikan doktor di Universitas Amsterdam,Belanda pada 1975. Bidang penelitian beliau adalah tentang supernova, bintang ganda pemancar sinar X dan pulsar.


     Di kalangan astronom internasional, Winardi Sutantyo dikenal sebagai orang pertama yang mengemukakan teori terbentuknya Bintang Ganda Pemancar Sinar-X Bermassa Kecil. Model ini dikembangkan dalam menjelaskan terbentuknya Her X-1, sebuah obyek pemancar sinar-X di rasi Hercules. Dia menjelaskan bahwa agar sistem seperti Her X-1 dapat bertahan, maka haruslah terdapat bintang ganda yang sangat berdekatan dengan beda massa yang sangat besar.