Kamis, 23 Februari 2017

0 Kunci Meraih Ketenangan Hati

 Banyak orang mencari berbagai cara agar mampu mendapatkan ketenangan hati. Karena ketidaktahuannya, tidak sedikit dari mereka yang mencari jalan pintas untuk mendapatkan ketenangan hati tersebut. Pada akhirnya mereka terjerumus kepada hal-hal yang bertentangan dengan nilai yang diyakini oleh hati mereka sendiri. Tanpa disadari mereka hanya mendapatkan kesenangan sesaat yang merugikan. Contoh yang dewasa ini kerap muncul di sekitar kita seperti; minum obat terlarang (baca: narkotika), minum-minuman keras, hiburan malam dsb.
Apakah dengan melakukan hal-hal tadi hati akan tiba-tiba menjadi tenang? Tidak. Bahkan yang akan muncul adalah kegelisahan tak berujung. Mengapa? Allah SWT telah memberikan jawaban melalui firman-Nya. “Kemudian hatimu menjadi keras sesudah itu, sehingga seperti batu, malahan lebih keras lagi. Sebab ada batu-batu yang memancar sungai-sungai daripadanya, dan ada pula yang terbelah mengeluarkan air. Dan ada pula yang meluncur jatuh, karena takutnya kepada Allah. Dan Allah tiada lengah terhadap apa yang kamu lakukan”. (QS. Al-Baqarah [02]: 74).
Ali bin Abi Thalib RA menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Tiada satu hati pun kecuali memiliki awan, seperti awan menutupi bulan. Walaupun bulan bercahaya, tetapi karena hatinya ditutupi oleh awan. Ia menjadi gelap. Ketika awannya menyingkap, ia pun kembali bercahaya” (HR. Bukhari-Muslim). Jelas bahwa setiap manusia mempunyai kemampuan menata hati sesuai dengan apa yang diharapkannya. Hati akan menjadi bersih dan tenang jika dirinya mengizinkan untuk itu. Dan sebaliknya, hati akan galau dan kotor jika internal dirinya pun mengizinkan. Maka sebaik-baik manusia adalah yang mampu mengendalikan dan menata hati, pikiran, sikap dan tindakan yang baik.
Tahukah bahwa ketika kita ingin mendapatkan ketenangan hati, maka dekatilah Sang Pemilik dan Pemelihara hati sejati. Allahu Rabbul Izzati. Bukan melakukan sesuatu yang justru dapat menjauhkan diri kita dari-Nya. Seperti tertuang dalam perintah suci dari-Nya yang berbunyi “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Rad: 28).
Cara kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya bisa dengan melakukan beberapa hal; banyak beristighfar astaghfirullah aladziim, bertaubat yang merupakan realisasi dari introspeksi diri, berkumpul dengan orang-orang shalih, mengikuti taklim, membaca buku-buku motivasi dan banyak lagi hal-hal positif yang bisa kita lakukan dan bermanfaat daripada melakukan kesenangan sesaat yang sebenarnya membawa kita pada jurang kenistaan serta menjaga kelangsungan amal shalih.
Rasulullah SAW bersabda “beramallah semaksimal mungkin yang kamu mampu. Karena Allah, tidak akan bosan sebelum kamu bosan dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinu walaupun sedikit”. (HR. Bukhari)
Hilangkanlah stigma yang berlaku di lingkungan kita bahwa hanya orang-orang kuperlah yang tidak pernah mencicipi minuman keras, narkoba dan hiburan malam. Ingat bahwa ayat di atas mengajak kita untuk mendapatkan ketenangan hati yang hakiki. Yakni hati seorang hamba yang hanya terpaut pada pemilik hati sesungguhnya. Maka setelah itu temukanlah diri kita hadir sebagai sosok yang damai dan tenang. Insya Allah. Wallahualam bish shawab.

Minggu, 19 Februari 2017

0 BIARKAN MASA DEPAN DATANG SENDIRI



{Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (dating)nya.}
(QS.An-Nahl:1) 
            
         Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Apakah Anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah-buahan, sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi pada nya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramal bencana-bencana yang bakal ada di dalamnya ? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?
            Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai atasnya. Sebab, siapa yang tahu  bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu. Bisa jadi kita akan berhenti jalan kita sebelum sampai ke jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawah arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya.
            Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam gaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thulul amal (angan-angan yang terlalu jauh). Secara nalar, tindakan itu pun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit dan krmjekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di “sekolah-sekolah setan”.
{setan menjanjikan (menakuti-menakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia.}
(QS.Al-Baqarah:268)
            Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama setahun, dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di ‘genggaman yang lain’ tentu tidak akan menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan sesuatu yang belum ada dan tak terwujud.
            Biarkan hari esok itu datang dengan  sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya. Sebab, hari ini Anda sudah sangat sibuk.
            Jika Anda heran, maka lebih mengherankan lagi orang-orang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di dalamnya dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan-angat yang berlebihan.
 Dikutip Dari : La Tahzan (Jangan bersedih) karya fenomenal DR. 'Aidh Al-Qarni
***

0 YANG BERLALU BIAR BERLALU



            Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan indakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.
            Bagi orang yang berfikir, berkas-berkasa masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam ‘ruang’ penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam ‘penjara’ pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan didalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.
            Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau dibawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu! Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya. Keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya. Adalah kondisi yang sangat naïf, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.
            Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengencurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Al-Quran, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan. “Itu adalah umat yang lalu.” Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan taka da gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.
            Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.
            Syahdan, dan nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian:”janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari dari kuburnya.” Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, “Mengapa engkau tidak menarik gerobak?”
            “Aku benci khayalan ,” Jawab keledai.
            Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk . padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.
            Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berembus ke depan, air akan mengelir ke depan. Maka itu, jangan pernah melawan sunah kehidupan!.
Dikutip Dari : La Tahzan  (Jangan Bersedih) Karya Fenomenal DR. 'Aidh al_Qarni

Senin, 13 Februari 2017

0 Mengingat Kebaikan dan Melupakan Keburukan


بسم الله الر حمن لر حيم

Jika Sahabatmu berlaku buruk terhadapmu, catat keburukannya di atas pasir , agar angin akan menghapusnya. Bila Ia berlaku baik terhadapmu, catat kebaikannya di atas batu agar angin tak dapat menghapusnya.

Minggu, 12 Februari 2017

0 MUTIARA HADIS-HADIS QUDSI - PENGAJARAN 14 MANUSIA SANGAT MEMERLUKAN PERTOLONGAN ALLAH

Petikan ini adalah salah satu babyang dipetik dari terjemahan buku karangan Imam Al-Ghazali berjudul 'Mutiara Hadis-Hadis Qudsi - Renungan dan pengajaran yang menyentuh Qalbu'. Saya cuma menyalin semula sahaja. Allah SWT berfirman: Artinya: "Wahai sekalian manusia, carilah (dekatilah) Aku sekadar hajat kamu kepada-Ku dan berbuat dosalah kamu sekadar kesabaran kamu tinggal di dalam neraka. Janganlah kamu memandang umur kamu yang masih panjang, rezeki kamu yang sekarang serta dosa-dosa kamu yang tertutupi. Tiaptiap sesuatu pasti binasa, melainkan wajah-Nya (Zat-Nya), Dialah yang berhak menghukum dan kepada-Nya-lah kamu semua dikembalikan."   

Carilah Aku sekadar kamu memerlukan Aku 
Allah SWT berfirman: "Wahai sekalian manusia, carilah (dekatilah) Aku sekadar hajat kamu kepada-Ku." Betapa cantik dan mendalam kata-kata Allah ini. Allah SWT berfirman: "Carilah (dekatilah) Aku sekadar hajat kamu kepada-Ku." Kita disuruh mencari atau mendekati Allah sekadar hajat dan keperluan kita kepada-Nya. Seolah-olah nampak sedikit sahaja. Namun cuba bayangkan betapa banyak keperluan kita kepada Allah. Bererti kita perlu mencari atau mendekati Allah setiap saat dan sepanjang masa.   

Lakukanlah maksiat sekadar ketahanan kamu diseksa 

Allah SWT berfirman: "Dan berbuat dosalah kamu sekadar kesabaran kamu tinggal di dalam neraka." Allah SWT mencabar kita. Silakan derhaka atau berbuat maksiat kepada Allah, tetapi ingat, sekadar kesanggupan kamu menahankan seksa neraka. Cubalah bakar jari telunjuk anda dengan api lilin selama satu minit. Cuba bayangkan pula panasnya api neraka. Bagaimana kalau anda diseksa di neraka selama satu hari, satu minggu, satu bulan atau satu tahun? Kalau begitu fikirlah dahulu sebelum berbuat dosa.   Jangan melihat umur kamu yang masih panjang Allah SWT berfirman: "Janganlah kamu memandang umur kamu yang masih panjang, rezeki kamu yang sekarang serta dosa-dosa kamu yang tertutupi. " 

Jangan melihat umur kamu yang masih panjang, 

maksudnya masih panjang menurut anggapan kamu. Ramai orang beranggapan bahawa umurnya masih panjang. Padahal orang muda yang masih sihat pun ramai yang mati secara tiba-tiba. Rezeki hendaklah sentiasa bergantung kepada Allah. Begitu juga tentang dosa-dosa yang tertutupi. Memanglah Allah tidak mendedahkan dosa-dosa orang yang berbuat dosa. Maksudnya orang yang banyak dosa tidaklah dijadikan sakit-sakit, miskin, menderita dan sebagainya. Namun orang yang banyak dosa itu jangan merasa aman daripada seksa Allah, tetapi hendaklah dia segera bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah.

0 LINGKUNGAN MEMPENGARUHI LISAN

Lisan mempunyai pengaruh yang sangat kuat, jiak seseorang bergaul dengan orang-orang yang berkata-kata baik, maka ia akan terbiasa untuk berkata baik. Namu jika ia bergaul dengan orang-orang yang berkata buruk, maka ia pun akan terbiasa untuk berkata buruk. Oleh karenanya, perbaikilah lisanmu dengan memperbaiki lingkungan pergaulanmu. Dr. Khalid Al Mushlih Oleh: Mutiara Risalah Islam

0 BISIKAN DALAM SUJUDMU

Allah Azza Wa Jallah tahu ada perih yang kau sembunyikan.
Ada kata duka yang tak bisa kau ungkapkan.
Ada kesedihan yang tak seorangpun  melihat darimu.
Sejenak angkatlah kepalamu.
jangan biarkan dirimu larut dalam kesedihan.
Engkau Punya Allah Azza Wa Jallah dan Pertolongan-Nya begitu Dekat.
Kau Hanya perlu berbisik dalam sujud.
karena saat itu adalah masa dimana Engkau dan Dia Begitu dekat.
Rasulullah Shallahu alaihi wassalam bersabda:
"Sedekat-dekatnya seorang hamba kepada Rabbnya azza wa jallah ialah ketika dia sedang bersujud, karena itu perbanyaklah doa (di dalamnya)". ( HR. Muslim)

Penulis : Ustadz Aan Chandra Thalib
Sumber: Mutiara Risalah Islam