Seorang sesepuh Purwakarta yang juga Sekretaris Musyawarah Bersama
Masyarakat Purwakarta dan anggota panitia penelusuran sejarah
Purwakarta, R.H. Garsoebagdja Bratadidjaja, menjelaskan, pada zaman
dahulu Situ Buleud merupakan tempat “pangguyangan” (berkubang) badak
yang datang dari daerah Simpeureun dan Cikumpay serta dijadikan pula
tempat minum bagi binatang lainnya. Situ Buleud terbentuk karena ada
mata air ditambah air hujan. Kemudian, pada zaman Belanda diperbesar.
Karena dikhawatirkan airnya terus surut, dibuatlah saluran irigasi dari
daerah Pasawahan. Selanjutnya, Gar menceritakan sebenarnya Situ Buleud
sering dipergunakan untuk acara-acara keramaian besar, seperti
memperingati hari ulang tahun Raja Belanda ataupun keramaian lain.
Kemudian dibuat panggung besar di tengah-tengah danaunya dan diadakanlah
pesta besar sehingga rerumputan yang ada di sekelilingnya juga terus
dipelihara. “Ini terjadi sebelum Perang Dunia II, sedangkan sekarang
tidak ada lagi acara tersebut yang biasanya diramaikan dengan acara
wayang golek ataupun calung,” ujarnya.
Pada zaman Belanda itulah, rakyat jelata tidak boleh menginjak rumput
yang ada di sekeliling Situ Buleud karena merupakan tempat atau arena
bermain para gegeden Belanda. Untuk menjaganya, dipercayakan kepada
seorang upas bernama Sahro lengkap dengan pentungan karetnya. Ia
seringkali berteriak-teriak untuk menakut-nakuti anak-anak yang bermain
ke wilayah sekitar danau itu. Karena merasa takut dipentungi, anak-anak
biasanya terus berlarian. Lebih dari itu, Situ Buleud dulu juga sering
dijadikan tempat berenang. “Namun, sekarang tidak lagi bahkan sekarang
suka ada jatuh korban anak-anak yang tenggelam, sedangkan dulu tidak
pernah,” ungkap Gar.
Sementara itu, menyangkut cerita berbau mistik, menurut Gar,
berdasarkan penuturan orang-orang tua dulu pada setiap subuh anak-anak
seringkali bermain di sekitar Situ Buleud. Namun, mereka biasanya
langsung berlarian manakala terdengar teriakan bahwa di tengah-tengah
Situ Buleud muncul secara tiba-tiba bayang-bayang hitam besar. “Awas!
Aya anunya [****]Bima. Aya [****] Bima!”
Bahkan, yang lebih seram lagi sempat pula ada cerita orang tua dulu
bahwa di Situ Buleud itu ada “penunggu”-nya yang biasa disebut si
Barong, yakni sesosok mahluk menyerupai bentuk kepala singa. Makhluk itu
konon suka muncul secara tiba-tiba di tengah Situ Buleud. “Bila ada
orang yang kawenehan (kebetulan melihat-red.), akan terlihat sosok
kepala singa besar,” ungkap Garsubagdja.
Istana megah
Sementara itu, seorang warga sekitar Situ Buleud bernama Andang (27),
yang merupakan warga asli di sekitar danau tersebut, menceritakan, dulu
sebagaimana diceritakan orang tuanya Situ Buleud memang merupakan
tempat berkubang badak. Pada zaman Belanda diperbaiki dan dijadikan
arena kegiatan hiburan. Ia juga mengetahui banyak cerita mistik di Situ
Buleud. Menurutnya, bila kita punya “ilmu”, ketika masuk dari pintu
gerbang utama langsung terlihat berdirinya sebuah istana megah.
Pernah juga ada cerita bahwa suatu saat danau itu akan dikeringkan
untuk diambil ikannya (bahasa Sunda = dibedahkeun-red.). Pada malam hari
sebelum danau itu dikeringkan, secara kebetulan jatuh pada malam Jumat,
menurut cerita banyak ikan besarnya yang berjalan menuju sungai di
sekitarnya. “Katanya, ikan itu merupakan ikan kajajaden atau bukan
sembarang ikan,” ungkapnya.
Ada pula cerita, hampir setiap tahun selalu saja ada korban manusia
yang menjadi wadal (tumbal-red.) karena ada cerita bahwa danau itu
ditunggui oleh Mbah Jambrong. Pada beberapa bulan lalu sempat pula ada
seseorang yang menangkap ikan menggunakan jala, lalu tersangkut dan
tercebur ke dalam danau hingga meninggal. Bahkan sebelumnya, banyak
cerita yang dihubung-hubungkan dengan mistik seperti meninggalnya
seorang pengusaha yang menyewa danau itu untuk dijadikan tempat
rekreasi. “Selain itu, ada juga cerita tentang rumah peninggalan Belanda
di sekitar danau yang sempat disewa oleh produser film ‘Rojali dan
Juleha’ selama dua bulan, namun baru sebulan langsung hengkang.
Pasalnya, banyak artisnya yang tidak tahan banyak yang pingsan dan
kerasukan,” ujarnya.