Kata-kata Mutiara 'Ali bin Abi Tholib k.w. Tentang Akal (Bagian Pertama)
Kata-kata Mutiara 'Ali bin Abi Tholib k.w.
Kekayaan yang paling besar adalah Akal.
Kekayaan yang paling besar adalah Akal.
Akal (kecerdasan) tampak melalui pergaulan, sedangkan kejahatan seseorang diketahui ketika dia berkuasa.
Akal adalah Raja, sedangkan tabiat adalah rakyatnya. Jika Akal lemah untuk mengatur tabiat itu, maka akan timbul kecacatan padanya.
Akal lebih diutamakan daripada hawa nafsu karena Akal menjadikanmu sebagai pemilik zaman, sedangkan hawa nafsu memperbudakmu untuk zaman.
Makanan pokok tubuh adalah makanan, sedangkan makanan pokok akal adalah hikmah. Maka, kapan saja hilang salah satu dari keduanya makanan pokoknya, binasalah ia dan lenyap.
Duduklah bersama orang-orang bijak, baik mereka itu musuh atau kawan. Sebab, Akal bertemu dengan Akal.
Tidak ada harta yang lebih berharga daripada Akal.
Pertalian yang paling berharga adalah Akal yang berpasangan dengan kemujuran.
Adab adalah gambaran dari Akal.
Jika Akal dibiarkan menjadi kendali, tidak tertawan oleh hawa
nafsu, atau melampaui batas agama, atau fanatik terhadap nenek moyang,
niscaya hal itu akan mengantarkan pelakunya pada keselamatan.
Jika engkau hendak menutup sebuah kitab, maka hendaklah engkau teliti
kembali kitab itu. Karena sesungguhnya yang kau tutup adalah Akalmu.
Jika Alloh hendak menghilangkan nikmat dari seorang hamba-Nya, maka yang pertama kali diubah dari hamba-Nya itu adalah Akalnya.
Akal adalah Naluri, sedangkan yang mengasuhnya adalah berbagai pengalaman.
Akal adalah buah pikiran dan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui.
Ruh adalah kehidupan badan, sedangkan Akal adalah kehidupan Ruh.
Kata-kata Mutiara 'Ali bin Abi Tholib k.w. Tentang Akal (Bagian Kedua)
Kata-kata Mutiara 'Ali bin Abi Tholib k.w.
Sebelumya Akal Bagian Pertama >>
Akal adalah rekaman terhadap berbagai pengalaman.
Sebelumya Akal Bagian Pertama >>
Akal adalah rekaman terhadap berbagai pengalaman.
Rosulmu adalah juru terjemah akalmu.
Pahamilah kabar jika kalian mendengarnya dengan Akal yang penuh
dengan pemahamaan, bukan Akal yang sekedar meriwayatkan. Sesungguhnya
periwayat ilmu banyak jumlahnya, sedangkan yang memahaminya sedikit.
Orang yang berakal bersaing dengan orang-orang saleh agar dapat menyusul
mereka, dan dia ingin sekali dapat berserikat dengan mereka karena
kecintaannya terhadap mereka, meskipun amalnya tidak mampu menyamai
mereka.
Orang berakal, jika berbicara dengan suatu kalimat, maka ikut bersamanya hikmah dan nasihat.
Orang yang paling bijak akalnya dan yang paling sempurna keutamaannya
adalah yang mengisi hari-harinya dengan perdamaian, bergaul dengan
saudara-saudaranya dengan rekonsiliasi, dan menerima kekurangan zaman.
Tidaklah patut bagi orang yang berakal kecuali berada dalam salah satu
dari dua kondisi ini, yaitu berada dalam cita-cita yang paling tinggi
untuk mencari dunia, atau berada dalam cita-cita yang paling tinggi
untuk meninggalkannya.
Tidaklah layak bagi seorang yang berakal untuk menuntut ketaatan orang
lain (terhadapnya), sedangkan ketaatannya terhadap dirinya sendiri
ditolak.
Orang yang berakal adalah orang yang mencurigai pendapatnya sendiri dan tidak mempercayai apa yang dipandang baik oleh dirinya.
Orang yang berakal adalah yang menjadikan pengalaman-pengalaman (hidup) sebagai nasihat baginya.
Sesungguhnya perkataan orang-orang berakal, jika benar, maka ia adalah obat, namun jika salah ia adalah penyakit.
Permusuhan orang-orang pintar adalah permusuhan yang paling berat dan
paling berbahaya karena ia hanya terjadi setelah didahului dengan hujah
dan peringatan, dan setelah tidak mungkin lagi ada perdamaian di antara
keduanya.
Sesungguhnya sesuatu yang tidak disukai (kesialan) memiliki batas yang
pasti akan berakhir. Oleh karena itu, seorang yang berakal hendaknya
bersikap tenang sampai kesialan itu hilang (berlalu dengan sendirinya).
Sebab, menghindar darinya sebelum habis waktunya hanya akan menambah
kesialannya.
Orang yang paling disukai oleh orang berakal adalah musuhnya juga
berakal. Sebab, jika musuhnya itu berakal, maka dia akan merasa aman
dari kejahatannya.
Celaan orang-orang yang berakal lebih berat daripada hukuman seorang penguasa.
Permulaan pendapat orang berakal adalah akhir pendapat orang bodoh.
Bagi orang yang berakal, hidup dalam kesusahan bersama orang-orang
berakal lebih disenangi daripada hidup dalam kelapangan bersama
orang-orang bodoh.
0 Comments
Bagaimana Pendapat Anda ?