Fulanah: yaa ustadzati, masih adakah lelaki dikolong langit
ini? Masih adakah beberapa petak tanah tempat menapak para lelaki,
lelaki yang mau dengan wanita berkepala tiga lebih seperti saya?
Ustadzah : anti kemana saja ketika masih ranum-ranumnya?
Fulanah: adalah anugrah berbuah musibah bernama “beasiwa keluar
negeri” yaa ustadzati, saya mendakinya sampai puncak tertinggi.
Kesibukan membolak-balik halaman per halaman memutuskan aku menundanya.
Hiasan gelar dibelakang dan depan namaku membuatku menolak beberapa
laki-laki yang namanya masih polos akan hiasan. Kini mimpi buruk
menopause terus mengejarku.
Yaa Rabb, sekarang kiranya seseorang saja yang mengiba-iba
memanggilku “ummi” lebih aku sukai dari beribu-ribu orang yang
membungkuk hormat memanggilku “Doktor”.
Ustadzah: jika demikian, sulit rasanya mencari lelaki berkepala tiga
juga yang masih sendiri, apalagi yang namanya berhias. tapi coba kita
menyibak-nyibak sedikit, mudahan ada duda bertanggung jawab. Atau jika
ukhti berkenan.., ukhti mencoba mengetuk pintu belas kasih keakhwat yang
lain agar mengizinkan suaminya memberikannya madu.
>> Kami pernah dibacakan sebuah syair oleh teman kami yang berasal dari tanah Arab,
laki-laki tidak akan dewasa sampai ibunya meningal…
wanita tidak akan tenang sampai ia menikah…
wanita tidak akan tenang sampai ia menikah…
setelah dipikir-pikir syair ini ada benarnya. Oleh karena itu tidak
layak bagi wanita untuk menunda-nunda pernikahan. Baik karena alasan
pendidikan, kuliah, dan pekerjaan [bukan berarti tidak bisa ditunda sama
sekali]. Ia memilih menjadi wanita “kurir” [aduh maaf], ia memlih
menjadi wanita karir. [ini juga bukan berarti wanita tidak boleh bekerja
mencari nafkah sama sekali]. dan Jika telah ada laki-laki yang baik
agama dan akhlaknya serta dirihdai segeralah menikah, jangan
menunda-nunda.
Islam mengajarkan untuk bersegera dalam kebaikan dan tidak menunda-nunda,
عن
ابن عمر رضي الله عنهما قال: أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنكبي
فقال: “كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل” وكان ابن عمر رضي الله تعالى
عنهما يقول: إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ
من صحتك لمرضك، ومن حياتك لموتك. رواه البخاري
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma beliau berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya
bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.”
Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu
datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan
menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan
masa hidupmu sebelum mati.” [HR. Bukhari, hadist Arbain ke-40]
@Pogung Dalangan, Yogyakarta tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
0 Comments
Bagaimana Pendapat Anda ?