Di
negeri kita, bahkan di dunia, ada hal-hal yang diklaim milik Islam atau berasal
dari ajaran Rasulullah, namun ketika ditelusuri hal-hal tersebut ternyata
bersumber dari ajaran lain atau dari luar Islam. Hal-hal apa sajakah itu?
1.
Kubah
Jika
melihat bangunan dengan kubah di atasnya kita pasti menyebutnya sebagai masjid.
Bangunan setengah bola ini memang sudah identik dengan tempat peribadahan kaum
muslimin. Tapi benarkah kubah berasal dari Islam?
Ternyata kubah telah dipakai oleh bangsa Mesopotamia sejak
6000 tahun yang lalu, jauh sebelum Islam muncul. Pada abad ke-14 SM di
Mycenaean Greeks sudah ditemukan bangunan makam berbentuk kubah. Bahkan
tercatat penggunaan kubah berkembang pesat di periode awal perkembangan
Kristen, seperti tampak pada bangunan Santa Costanza di Roma.
Lalu
sejak kapan Islam mulai menggunakan kubah sebagai arsitektur masjid?
Secara
historis dan arkeologis, kubah pertama dalam arsitektur Islam ditemukan di
Kubah Batu (Dome of Rock) atau yang biasa dikenal sebagai Masjid Umar di
Yerusalem. Kubah Batu di bangun sekitar tahun 685 M sampai 691 M. Sejak saat
itulah, para arsitek muslim terus mengembangkan beragam gaya kubah pada masjid
yang dibangunnya.
2.
Bulan dan Bintang
Bulan
sabit dan bintang di tengahnya biasa terpasang di atas kubah masjid. Seperti
kubah, bulan bintang juga sering dianggap simbol Islam. Padahal sejarah
mencatat bangsa pertama yang menggunakan simbol ini adalah orang-orang Yunani,
yaitu pada sekitar tahun 667 SM sebagai lambang kota mereka, Byzantium. Sebagai
bangsa pagan, Yunani menggunakan simbol tersebut untuk didedikasikan pada dewa
mereka, Dewi Artemis.
Penggunaan
simbol bulan bintang dalam Islam erat hubungannya dengan kekaisaran Utsmani di Turki yaitu
dimulai setelah Sultan Mehmet II menaklukan Konstatinopel pada tahun 1453.
Konstatinopel adalah ibukota Romawi Timur atau lebih dikenal dengan kekaisaran
Byzantium. Negara superpower pada saat itu yang menetapkan Kristen sebagai
agama resmi negara.
3.
Simbol Oktagon
Oktagon
atau bintang segi delapan sering kita jumpai sebagai hiasan arsitektur pada
masjid dan kaligrafi-kaligrafi. Bintang segi delapan ini sebenarnya merupakan
seni kaligrafi dari bangsa Persia, yang kemudian berkembang pada zaman Dinasti
Abbasiyah. Bahkan catatan lain mengatakan bahwa bintang segi delapan merupakan
simbol dari Imamat atau Imamat Melkisedek (Melchizedek Priesthood) dalam agama
Kristen.
Beberapa
orang mengatakan bahwa bintang
segi delapan ini adalah lambang Allah, namun tentu saja ini
keyakinan batil karena tiadanya dalil yang mendukung. Ada juga yang berpendapat
bahwa simbol ini bermakna bahwa Islam harus didakwahkan dan disebarluaskan ke
delapan penjuru mata angin. Apapun itu namun yang pasti, hal ini tidak dikenal
pada zaman Rasulullah dan para shahabat.
4.
Kalung Tasbih
Sering
kita saksikan sebagian kaum muslimin mereka berzikir menggunakan kalung tasbih.
Namun ternyata tidak hanya mereka saja, karena biksu budha dan kaum brahmana hindu pun
melakukan hal yang sama, bahkan pendeta nasrani. Jadi siapa pencetus
penggunaanan biji tasbih ini?
Disebutkan
bahwa Budha Sakyamuni telah merangkai 108 butir kayu menjadi kalung untuk
diserahkan kepada seorang raja untuk menolongnya agar kerajaan yang dipimpinnya
terhindar dari malapetaka. Kemudian Budha membimbingnya untuk menjalankan
untaian tasbih itu dengan jari sambil melafalkan nama Budha dalam hati. Satu
butir tasbih untuk satu lafal nama Budha.
Pendapat
lain mengatakan bahwa pencetus kalung tasbih adalah kaum brahmana Hindu di
India, mereka menyebutkan bahwa hitungan 108 seperti yang dipakai biksu Budha
di atas adalah merupakan hitungan wisnuisme.
Lepas
mana yang benar, penggunaan kalung tasbih untuk berzikir tidak pernah dituntunkan
oleh Rasulullah. Bahkan beliau mengajarkan berzikir menggunakan jemari karena
kelak jemari kita akan bersaksi di hadapan Allah di hari kiamat.
5.
Beduk
Di
banyak masjid di Indonesia dijumpai beduk sebagai alat penanda waktu shalat
sebelum dikumandangkannya azan. Kaum muslimin (sebagiannya) bahkan telah
menganggapnya sebagai syiar Islam. Benarkan beduk dari Islam?
Berdasarkan
legenda Cheng Ho dari Cina, ketika Laksmana Cheng Ho datang ke Semarang, mereka
disambut baik oleh Raja Jawa pada masa itu. Kemudian ketika Cheng Ho hendak
pergi, dan hendak memberikan hadiah, raja dari Semarang itu mengatakan bahwa
dirinya hanya ingin mendengarkan suara beduk dari masjid. Sejak itulah beduk
kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti di Cina, Jepang dan Korea, yang
memposisikan beduk di kuil-kuil sebagai alat komunikasi ritual keagamaan.
Ada
fakta menarik, saat Orba berkuasa beduk pernah dikeluarkan dari surau dan
masjid karena dianggap mengandung unsur-unsur non-Islam, dan
digantikan pengeras suara. Hal itu dilakukan oleh kaum Islam modernis. Namun
warga NU melakukan perlawanan sehingga sampai sekarang dapat terlihat masih
banyak masjid yang mempertahankan beduk.
6.
Perayaan dan Ibadah Bid’ah
Karena
jauhnya kaum muslimin dari ilmu yang shahih berakibat banyak ragam amalan yang
tidak pernah diajarkan Rasulullah dianggap menjadi bagian dari Islam. Perayaan
maulid nabi, penyambutan satu muharram, acara 7 hari kematian, mitoni, puasa
mutih, puasa weton, membaca Al-Qur’an di kuburan, dan sekian banyak lagi ibadah
dan keyakinan bid’ah telah menjamur dan merusak kaum muslimin. Sayangnya,
kebanyakan orang malah menganggapnya sebagai ajaran Islam. Wallahul musta’an.
Demikianlah
hal-hal yang sering dianggap berasal dari ajaran syariat Islam namun ternyata
bukan. Semoga bermanfaat.
(nahimunkar.com)
Di
negeri kita, bahkan di dunia, ada hal-hal yang diklaim milik Islam atau
berasal dari ajaran Rasulullah, namun ketika ditelusuri hal-hal
tersebut ternyata bersumber dari ajaran lain atau dari luar Islam.
Hal-hal apa sajakah itu?
1. Kubah
Jika melihat bangunan dengan kubah di
atasnya kita pasti menyebutnya sebagai masjid. Bangunan setengah bola
ini memang sudah identik dengan tempat peribadahan kaum muslimin. Tapi
benarkah kubah berasal dari Islam?
Ternyata kubah telah dipakai oleh bangsa Mesopotamia sejak
6000 tahun yang lalu, jauh sebelum Islam muncul. Pada abad ke-14 SM di
Mycenaean Greeks sudah ditemukan bangunan makam berbentuk kubah. Bahkan
tercatat penggunaan kubah berkembang pesat di periode awal perkembangan
Kristen, seperti tampak pada bangunan Santa Costanza di Roma.
Lalu sejak kapan Islam mulai menggunakan kubah sebagai arsitektur masjid?
Secara historis dan arkeologis, kubah
pertama dalam arsitektur Islam ditemukan di Kubah Batu (Dome of Rock)
atau yang biasa dikenal sebagai Masjid Umar di Yerusalem. Kubah Batu di
bangun sekitar tahun 685 M sampai 691 M. Sejak saat itulah, para arsitek
muslim terus mengembangkan beragam gaya kubah pada masjid yang
dibangunnya.
2. Bulan dan Bintang
Bulan sabit dan bintang di tengahnya
biasa terpasang di atas kubah masjid. Seperti kubah, bulan bintang juga
sering dianggap simbol Islam. Padahal sejarah mencatat bangsa pertama
yang menggunakan simbol ini adalah orang-orang Yunani, yaitu pada
sekitar tahun 667 SM sebagai lambang kota mereka, Byzantium. Sebagai
bangsa pagan, Yunani menggunakan simbol tersebut untuk didedikasikan
pada dewa mereka, Dewi Artemis.
Penggunaan simbol bulan bintang dalam Islam erat hubungannya dengan kekaisaran Utsmani di Turki yaitu
dimulai setelah Sultan Mehmet II menaklukan Konstatinopel pada tahun
1453. Konstatinopel adalah ibukota Romawi Timur atau lebih dikenal
dengan kekaisaran Byzantium. Negara superpower pada saat itu yang
menetapkan Kristen sebagai agama resmi negara.
3. Simbol Oktagon
Oktagon atau bintang segi delapan sering
kita jumpai sebagai hiasan arsitektur pada masjid dan
kaligrafi-kaligrafi. Bintang segi delapan ini sebenarnya merupakan seni
kaligrafi dari bangsa Persia, yang kemudian berkembang pada zaman
Dinasti Abbasiyah. Bahkan catatan lain mengatakan bahwa bintang segi
delapan merupakan simbol dari Imamat atau Imamat Melkisedek (Melchizedek
Priesthood) dalam agama Kristen.
Beberapa orang mengatakan bahwa bintang segi delapan ini adalah lambang Allah, namun
tentu saja ini keyakinan batil karena tiadanya dalil yang mendukung.
Ada juga yang berpendapat bahwa simbol ini bermakna bahwa Islam harus
didakwahkan dan disebarluaskan ke delapan penjuru mata angin. Apapun itu
namun yang pasti, hal ini tidak dikenal pada zaman Rasulullah dan para
shahabat.
4. Kalung Tasbih
Sering kita saksikan sebagian kaum
muslimin mereka berzikir menggunakan kalung tasbih. Namun ternyata tidak
hanya mereka saja, karena biksu budha dan kaum brahmana hindu pun melakukan hal yang sama, bahkan pendeta nasrani. Jadi siapa pencetus penggunaanan biji tasbih ini?
Disebutkan bahwa Budha Sakyamuni telah
merangkai 108 butir kayu menjadi kalung untuk diserahkan kepada seorang
raja untuk menolongnya agar kerajaan yang dipimpinnya terhindar dari
malapetaka. Kemudian Budha membimbingnya untuk menjalankan untaian
tasbih itu dengan jari sambil melafalkan nama Budha dalam hati. Satu
butir tasbih untuk satu lafal nama Budha.
Pendapat lain mengatakan bahwa pencetus
kalung tasbih adalah kaum brahmana Hindu di India, mereka menyebutkan
bahwa hitungan 108 seperti yang dipakai biksu Budha di atas adalah
merupakan hitungan wisnuisme.
Lepas mana yang benar, penggunaan kalung
tasbih untuk berzikir tidak pernah dituntunkan oleh Rasulullah. Bahkan
beliau mengajarkan berzikir menggunakan jemari karena kelak jemari kita
akan bersaksi di hadapan Allah di hari kiamat.
5. Beduk
Di banyak masjid di Indonesia dijumpai
beduk sebagai alat penanda waktu shalat sebelum dikumandangkannya azan.
Kaum muslimin (sebagiannya) bahkan telah menganggapnya sebagai syiar
Islam. Benarkan beduk dari Islam?
Berdasarkan legenda Cheng Ho dari Cina,
ketika Laksmana Cheng Ho datang ke Semarang, mereka disambut baik oleh
Raja Jawa pada masa itu. Kemudian ketika Cheng Ho hendak pergi, dan
hendak memberikan hadiah, raja dari Semarang itu mengatakan bahwa
dirinya hanya ingin mendengarkan suara beduk dari masjid. Sejak itulah
beduk kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti di Cina, Jepang dan
Korea, yang memposisikan beduk di kuil-kuil sebagai alat komunikasi
ritual keagamaan.
Ada fakta menarik, saat Orba berkuasa beduk pernah dikeluarkan dari surau dan masjid karena
dianggap mengandung unsur-unsur non-Islam, dan digantikan pengeras
suara. Hal itu dilakukan oleh kaum Islam modernis. Namun warga NU
melakukan perlawanan sehingga sampai sekarang dapat terlihat masih
banyak masjid yang mempertahankan beduk.
6. Perayaan dan Ibadah Bid’ah
Karena jauhnya kaum muslimin dari ilmu
yang shahih berakibat banyak ragam amalan yang tidak pernah diajarkan
Rasulullah dianggap menjadi bagian dari Islam. Perayaan maulid nabi,
penyambutan satu muharram, acara 7 hari kematian, mitoni, puasa mutih,
puasa weton, membaca Al-Qur’an di kuburan, dan sekian banyak lagi ibadah
dan keyakinan bid’ah telah menjamur dan merusak kaum muslimin.
Sayangnya, kebanyakan orang malah menganggapnya sebagai ajaran Islam.
Wallahul musta’an.
Demikianlah hal-hal yang sering dianggap berasal dari ajaran syariat Islam namun ternyata bukan. Semoga bermanfaat.
Fadhlihsan/omah ilmoe, Rabu, 14 Mei 2014
(nahimunkar.com)
- See more at: http://www.nahimunkar.com/hal-hal-yang-diklaim-dari-islam-padahal-bukan/#sthash.CuJ42jPR.qvxt628T.dpuf
0 Comments
Bagaimana Pendapat Anda ?